Kemenperin: Industri Garmen dan Tekstil Bakal Tumbuh 10% Semester I

Andi M. Arief
18 Februari 2022, 18:21
Kemenperin
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Perancang busana Julianto menyelesaikan pakaian rancangannya di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Bulan Ramadan pada 2023 dan 2024 akan berada di kuartal I masing-masing tahun. Dengan demikian, industri garmen akan memiliki dua lonjakan permintaan pada 2023. 

"Semoga daya beli dan pandemi telah usai (pada 2023), dan ekonomi sudah benar-benar pulih," kata Elis.  

Sebelumnya, Elis mendata rata-rata utilisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sepanjang 2021  adalah 60%. Namun demikian, pada akhir 2021 telah menyentuh level 75% untuk industri hulu dan antara, sedangkan utilisasi industri garmen di posisi 85%. 

"Rata-rata (utilisasi 2021) 60% karena pada awal kuartal III-2021, Pulau Jawa dan Bali PPKM level 3 dan 4. Hanya (industri TPT) berorientasi ekspor yang bisa produksi, itu pun hanya 50% (dari total kapasitas terpasang), untuk orientasi domestik sama sekali tidak bisa berproduksi," kata Elis.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mencatat realisasi pertumbuhan produksi industri tekstil masih bergerak di zona merah pada kuartal II-2021 dan kuartal III-2021 secara tahunan. Namun demikian, perbaikan permintaan pada kuartal IV-2021 membuat produksi tekstil sepanjang 2021 lebih baik dibandingkan capaian 2020. 

Redma menilai perbaikan permintaan pada kuartal IV-2021 akan berlanjut pada tahun ini. Menurutnya, permintaan bisa naik hingga 40% pada kondisi normal, namun dengan kondisi saat ini permintaan tekstil pada semester I-2022 hanya dapat naik sebesar 15% secara tahunan. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...