Pelni, INKA, dan ITS Kolaborasi Bangun Bisnis Kontainer Buatan Lokal

Tia Dwitiani Komalasari
26 Juli 2022, 07:50
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 dari 4,3 persen secara tahunan (year-on-yea
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 dari 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,5 persen (yoy).

Direktur Pengembangan INKA Agung Sedaju menjelaskan. pengembangan reefer container telah memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang mencapai 60 persen dari target minimal TKDN 40 persen.

"Target utama keunggulan reefer container kami adalah TKDN, untuk bisa mandiri dalam industri kontainer saat ini. Kami juga membuat prototipe yang dioperasikan Pelni selama 3-4 bulan ini. Pada saat awal, kami memang bekerja sama dengan Universitas Brawijaya untuk melihat kebutuhan nelayan seperti apa. Tetapi, setelah operasi, kami akan mengajak ITS untuk memenuhi kebutuhan Pelni, apa yang menjadi kendala uji coba selama tiga bulan ini," katanya.

Dia mengatakan, keunggulan produk kontaner ini yaitu bukan produksi masal seperti yang saat ini masih diimpor. Produksi kontainer juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan Pelni.

"Kontainer standar saat ini 20 ft hingga 40 ft. Tapi, kami menyiapkan yang dibutuhkan hanya 1 ton dan 5 ton karena pulau yang disinggahi kapal Pelni kecil-kecil," katanya.

Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni, Yossianis Marciano, menyampaikan bahwa setiap tiga bulan pihaknya melakukan evaluasi terhadap prototipe reefer container buatan INKA.

"Kemarin, kita sudah uji coba ke Natuna dan sudah berjalan, tapi memang produktivitasnya akan kita tingkatkan. Sekarang, kita tes lagi untuk wilayah Indonesia timur ternyata produktivitasnya juga semakin meningkat," katanya.

Yossianis menambahkan, tol laut difokuskan ke daerah terpencil, terluar dan terdepan, sehingga masyarakat tidak perlu mengirim produk dalam jumlah besar lagi.

Di Asia Tenggara, Malaysia menjadi negara yang memiliki pergerakan kontainer tertinggi. Peringkat selanjutnya adalah Singapura. Indonesia berada di urutan ke-12 dunia dengan jumlah 11,9 juta teus dan share 1,8 persen terhadap lalu lintas kontainer seluruh dunia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...