Harga Pangan Dunia Terus Turun dalam 5 Bulan, Berkat CPO dan Gandum
Penurunan indeks yang berkelanjutan didorong oleh harga dunia yang lebih rendah untuk minyak sawit, bunga matahari dan minyak lobak. Meningkatnya pasokan minyak sawit mentah dari Indonesia merupakan salah satu penyebabnya.
Sementara indeks harga daging, sapi, dan susu semuanya turun dipengaruhi oleh penambahan pasokan. Lain halnya dengan indeks harga jagung yang naik 1,5% pada Agustus 2022. Hal itu disebabkan karena cuaca panas dan kering yang mengurangi prospek produksi di Eropa dan Amerika Serikat.
Harga pangan yang menurun diharapkan dapat menekan inflasi negara-negara di dunia. Pada Mei 2020, negara-negara anggota G20 juga mengalami tekanan inflasi pangan.
Turki tercatat sebagai negara anggota G20 yang mengalami inflasi harga pangan tertinggi. Berdasarkan data Tradingeconomics, inflasi harga pangan Turki mencapai 91,6% (yoy) pada Mei 2022. Angka tersebut naik dibanding bulan sebelumnya sebesar 89,1% (yoy).
Inflasi tertinggi kedua di negara G20 dirasakan Argentina, yakni sebesar 62,1% (yoy) hingga April 2022. Diikuti Rusia dengna inflasi harga pangan sebesar 20,05% (yoy), Brasil sebesar 13,51% (yoy), Meksiko sebesar 12,79% (yoy) pada April 2022, Jerman sebesar 11,1% (yoy), serta Amerika Serikat sebesar 10,1% (yoy).
Adapun negara G20 dengan inflasi harga pangan terendah adalah Tiongkok, yakni hanya sebesar 2,3% (yoy). Setelahnya ada Prancis sebesar 2,9% (yoy), serta Jepang sebesar 4% (yoy).
Sementara inflasi harga makanan, minuman dan tembakau Indonesia sebesar 5,62% pada Mei 2022 (yoy). Secara lebih rinci, inflasi harga makanan domestik sebesar 5,82% (yoy).