Bahlil Bantah Kabar LG Hengkang dari Proyek Baterai Listrik Indonesia

Nadya Zahira
16 Februari 2023, 16:48
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Humas BKPM
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Pernyataan itu sekaligus menanggapi adanya kabar bahwa kerja sama IBC dan LGES yang mandek. LGES disebut malah mendorong mitra konsorsium mereka, Huayou, untuk melanjutkan melanjutkan investasi pada usaha patungan bersama IBC hingga tahap smelter nikel.

Direktur Utama PT IBC, Toto Nugroho, mengatakan bahwa pihaknya telah bertemu kembali dengan LGES pada 7 Februari lalu. Dalam pertemuan itu, pabrikan teknologi asal Korea Selatan itu memastikan komitmen perusahaan untuk aktif pada rencana kerja sama pengembangan baterai listrik yang diberi nama Proyek Titan tersebut.

"Mereka sudah datang lagi untuk memberikan komitmen mengenai anggota konsorsiumnya," kata Toto saat rapat panitia kerja (Panja) Transisi Energi ke Listrik dengan Komisi VI DPR pada Rabu (15/2). 

Toto menyampaikan, LGES juga berkomitmen untuk memulai produksi baterai listrik pada 2025 atau paling lambat pada 2026. Proyek tersebut ditaksir bernilai US$ 8 miliar atau sekira Rp122,79 triliun. 

"Dan ditargetkan mereka akan produksi nanti di 2025 atau 2026 untuk yang end to end," ujar Toto. 

Dalam Proyek Titan, suplai bijih Nikel akan seluruhnya dipasok oleh PT Aneka Tambang (Antam) sebanyak 16 juta ton per tahun. Bijih nikel tersebut akan diolah dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan teknologi Teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL.

Sementara itu, data Bloomberg NEF menunjukkan harga baterai listrik sudah turun 80% dari 2013 hingga 2020. Pada 2010, harga baterai listrik dapat mencapai US$668 per kilowatt hour (kWh). Pada 2020, harga baterai menjadi sebesar US$137 per kWh.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...