Bulog Kembali Impor Beras 500.000 Ton, Digunakan untuk Bansos Pangan
Perum Bulog sudah meneken kontrak impor beras 500.000 ton dengan empat negara. Impor beras tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Bantuan Pangan Beras yang tidak bisa dipenuhi dari penyerapan beras petani dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan Bantuan Pangan Beras tahap kedua membutuhkan sebanyak 213.530 ton dan akan disalurkan akhir April. Namun, Perum Bulog hanya mampu menyerap beras dari petani sebesar 110 ribu ton.
"Kami prediksi panen dalam negeri serapannya hanya 110 ribu ton, berarti kurang 100 ribu ton lagi untuk memenuhi stok bansos ini, untuk menutupi kekurangan itu akan diambil dari impor 500 ribu ton," ujar Buwas kepada awak media, di Jakarta Utara, Rabu (12/4).
Namun demikian, Bulog masih mengupayakan serapan beras dari petani dalam negeri. Jika serapan mencukupi, maka Bulog tidak akan melakukan impor.
"Kita lihat perkembangannya seperti apa. Kalau serapannya terpenuhi, itu yang dari dalam negeri kita pakai, tapi kalau nggak, ya kita ambil dari impor," ujarnya.
Buwas mengatakan, impor dilakukan agar program Bantuan Pangan sampai kepada keluarga penerima manfaat secara tepat waktu. Bantuan pangan tersebut akan berlangsung selama tiga bulan yaitu pada Maret hingga Mei 2023.
Bulog Kontrak Impor Beras 500 Ribu Ton
Saat ini, Bulog sudah meneken kontrak impor beras sebesar 500.000 ton dengan empat negara. Impor beras tersebut merupakan tahap pertama dari total penugasan Badan Pangan Nasional sebesar 2 juta ton hingga Desember 2023.