LPEM UI: Manufaktur Bertumbuh Tanda RI Tak Alami Deindustrialisasi

Yuliawati
Oleh Yuliawati
29 Maret 2024, 09:30
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023).
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023).

Menurutnya, ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah agar sektor industri di Indonesia terus semakin maju.

Upaya tersebut antara lain yakni kualitas institusi dan lingkungan, lingkungan dan sosial, faktor jumlah penduduk muda dan produktivitas, serta kemampuan infrastruktur dalam menurunkan harga logistik. "Kalau infrastruktur tidak bagus, logistik mahal, investor juga tidak mau investasi manufaktur di Indonesia," katanya.

Data S&P Global menunjukkan, skor Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia sebesar 52,7 poin pada Februari 2024. Capaian ini masih masuk dalam kategori ekspansif. Namun, angka tersebut turun tipis 0,2 poin dari Januari 2024 yang sebesar 52,9 poin.

Adapun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kontribusi sektor manufaktur Indonesia berada di atas rata-rata nilai kontribusi dunia.

Berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2021 sebesar US$ 228 miliar. Pada periode tersebut, peringkat MVA Indonesia berada di atas beberapa negara, seperti Kanada, Turki, Irlandia, Brazil, Spanyol, Swiss, Thailand, dan Polandia.

“MVA Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,46 persen terhadap total MVA dunia tahun 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu powerhouse manufaktur di dunia,” kata Agung.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...