Bulog Akui Sulit Serap Beras Petani Karena Bisa Picu Inflasi RI

Andi M. Arief
10 Juni 2024, 15:54
Bulog
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/nym.
Pekerja mengangkut beras lokal serapan dari petani di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024). Perum Bulog menyatakan pengadaan beras lokal hingga awal Mei 2024 sudah mencapai 590 ribu ton dan diproyeksikan akan terus bertambah pada Juni mendatang.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perum Bulog menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa terlalu agresif dalam menyerap beras lokal lantaran dapat merusak harga pasar dan memicu inflasi. Sehingga, Bulog kini hanya menyerap beras lokal untuk kebutuhan komersial.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mencatat portofolio beras komersial Bulog baru sekitar 17%. Sementara volume beras lokal yang telah diserap secara tahun berjalan mencapai 688.877 ton.

Bayu menargetkan penyerapan beras lokal pada tahun ini sekitar 1 juta ton. Sehingga, volume beras serapan lokal tidak bisa lebih besar agar tidak mendorong inflasi di dalam negeri.

"Penyerapan beras lokal tidak bisa lebih besar lagi karena akan mendorong harga beras secara nasional kalau lebih besar lagi," kata Bayu di Gedung DPR di Jakarta, Senin (10/6).

Selain itu, Bayu menyampaikan peningkatan penyerapan beras lokal akan mendorong subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sebab, peningkatan beras lokal dapat menggenjot penyaluran cadangan beras pemerintah ke pasar yang notabenenya di bawah harga pasar.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras premium nasional telah mencapai Rp 15.450 per kg pada Senin (10/6). Sementara harga beras medium senilai Rp 13.420 per kg atau naik Rp 1.570 per kg secara tahunan.

Sesuai HET atau di Bawah Harga Pasar

Tercatat harga cadangan beras pemerintah yang disalurkan Bulog sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Peraturan Bapanas No. 5 Tahun 2024 menetapkan HET beras medium kini Rp 12.550 sampai Rp 13.500 per kg, sedangkan beras premium antara Rp 14.900 sampai Rp 15.800 per kg.

"Kalau kami tarik beras lokal dengan jumlah banyak dan harga beras nasional naik, kami akan ditugaskan mengeluarkan beras sesuai HET atau di bawah harga pasar. Subsidinya makin tebal dong," katanya.

Di sisi lain, Bayu menjelaskan penyerapan beras lokal lebih besar akan sulit pada tahun ini. Sebab, produksi beras nasional diproyeksi lebih rendah hingga 5 juta ton dibandingkan tahun lalu.

Bapanas memproyeksikan produksi beras pada Januari-Juli 2024 akan susut 13,25% secara tahunan dari 21,11 juta ton menjadi 18,64 juta ton. Hal ini sudah terlihat dari defisit neraca produksi beras sejak bulan ini.

Walau demikian, Bayu mencatat penyerapan beras lokal terbanyak dari Bulog hampir 3 juta ton. Namun realisasi penyerapan beras lokal oleh Bulog akan tergantung pada performa produksi beras di dalam negeri.

"Apa yang bisa kami lakukan sangat tergantung pada produksi beras nasional, tentu itu bukan tanggung jawab Bulog," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...