Perangi Kemiskinan Berbasis Ilmu, Tiga Ekonom AS Raih Nobel Ekonomi

Agustiyanti
15 Oktober 2019, 07:30
kemiskinan
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi kemiskinan. Tiga ekonom AS menerina nobel ekonomi atas upaya mereka memerangi kemiskinan.

Plasebo adalah sebuah pengobatan yang tidak berdampak atau penanganan palsu yang bertujuan untuk mengontrol efek dari pengharapan.

(Baca: Pemimpin IMF dan Bank Dunia Bilang Pencapaian Indonesia “Unbelievable”)

Diterapkan pada ekonomi pembangunan, eksperimen lapangan semacam ini, antara lain menemukan bahwa penyediaan banyak buku pelajaran dan makanan gratis di sekolah hanya memiliki dampak kecil. Namun, menargetkan bantuan bagi siswa yang lemah membuat perbedaan besar pada tingkat pendidikan secara keseluruhan.

Tim ini antara lain membuat program mengajar di tingkat yang tepat (TarL), antara lain berfokus pada matematika dan keterampilan membaca untuk murid sekolah dasar. Langkah ini telah membantu 60 juta anak di India dan Afrika.

Salah satu proyek yang dijalankan juga membuktikan bagaimana tindakan yang sering diabaikan, seperti penyakit cacing pada anak dapat membantu pendidikan mereka. Proyek lain juga menemukan bahwa membuat pembaruan kontrak guru yang bergantung pada nilai murid menghasilkan skor yang lebih baik, sementara mengurangi rasio murid-guru hanya berdampak kecil.

Duflo juga mengatakan dua pendekatan yang paling sering dikutip untuk mengatasi kemiskinan, yakni bantuan asing dan membebaskan perdagangan dengan negara-negara miskin terlalu berlebihan.

(Baca: Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Makin Melambat)

Menurut dia, sementara PBB memperkirakan bahwa kemiskinan global telah berkurang lebih dari setengah sejak tahun 2000, satu dari 10 orang di daerah berkembang masih hidup dengan pengeluaran kurang dari US$ 1,90 per hari. Di sub-Sahara Afrika, proporsi itu bahkan naik menjadi 42%.

Ia mengatakan dengan jelas bahwa kebijakan yang dirancang mereka lebih baik dalam mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia. Namun, beberapa ekonom mengatakan metode yang diterapkan oleh pemenang nobel ini tidak mengatasi ketidaksetaraan yang lebih besar dalam ekonomi global yang menyebabkan jutaan orang terjebak dalam kemiskinan terlepas dari intervensi lokal.

“Saya akan memberi selamat kepada mereka, tetapi mengingatkan bahwa kemiskinan dibuat oleh manusia dengan membuat sistem yang membatasi orang lain memperoleh kesempatan untuk mewujudkan potensi penuh mereka,” kata James Shikwati, Kepala Ekonom Jaringan Regional Antar Wilayah Ekonomi yang berbasis di Nairobi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...