Serangan Baru Perang Dagang Amerika yang Mengancam Ekonomi Dunia

Muchamad Nafi
2 Juni 2018, 10:25
Pelabuhan ekspor
Katadata

Ancamannya diungkapn sebagai, “Kami akan memiliki G6 plus satu Amerika Serikat,” kata Le Maire di Whistler, British Columbia. Tindakan Trump dituding membuka perang dagang makin luas yang memcicu destabilisasi ekonomi dunia.

Kenaikan tarif serupa telah dikenakan Amerika ke Cina pada Maret lalu. Ini dua dari 1.300 produk Cina yang akan terkena penambahan bea masuk. Trump menuding sejumlah negara, terutama Tiongkok, melakukan paraktik dagang tidak transparan dan culas sehingga neraca perdagangan Negeri Paman Sam itu minus, sebuah persaingan internasional yang tidak adil.

Langkah ini memunculkan serangan balasan Cina. Negeri Panda ini mengenakan tarif tambahan atas wine, buah-buahan, kedelai, dan daging babi beku. Total ada 128 produk untuk direalisasikan sesuai daftar rencana pengenaan tarif yang dirilis 23 Maret lalu.

Perang dagang ini yang ditakutkan banyak negara. Cina dan Amerika merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Setiap gejolak di antara keduanya akan berpengaruh pada semua belahan bumi. Apalagi Trump memperlebar cakupan perang dagang dengan menyeret Kanadan, Uni Eropa, dan Meksiko.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tindakan Amerika memungut tarif lebih tinggi sebagai perbuatan ilegal dan kesalahan. Dia mengingatkan satu periode buruk pada masa lampau yakni sebelum Perang Dunia II. “Nasionalisme ekonomi mengarah pada perang. Inilah tepatnya yang terjadi pada 1930-an,” kata Macron seperti dikutip kantor berita AP. Ketika itu, resesi ekonomi melanda dunia.

Indonesia juga tidak mengharapakan situasi yang dapat memukul pertumbuhan eknomi global yang masih lemah saat ini, yang belum beranjak dari 3,5 persen. Dua pekan lalu, Presiden Joko Widodo sampai meminta jajarannya mewaspadai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia. (Baca: Jokowi Perintahkan Jajarannya Waspadai Lanjutan Risiko Ekonomi Global).

Beberapa risiko yang dimaksud Jokowi termasuk perang dagang Amerika-Tiongkok, yang kini makin meluas ke belahan dunia lainnya. Perang dagang ini menambah ketidakpastian ekonomi akibat volatilitas keuangan global yang dipicu normalisasi moneter Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Lalu ada pula faktor meningkatnya harga minyak kondisi geopolitik. 

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga menyatakan langkah Amerika menerapkan tarif impor tinggi akan meningkatkan penjulan baja Tiongkok ke beberapa negara. “Kapasitas produksi baja mereka luar biasa besar, jadi bajanya pasti kemana-mana, termasuk ke Indonesia,” ujar Darmin sembari menambahkan situasi tersebut bisa menghawatirkan produksi baja dalam negeri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...