Mengenal George Floyd yang Kematiannya Memicu Unjuk Rasa Besar di AS

Pingit Aria
1 Juni 2020, 09:55
Leah Millis Seorang pengunjuk rasa menyemprotkan grafiti saat protes atas kematian seorang pria Afrika-Amerika George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Leah Millis Seorang pengunjuk rasa menyemprotkan grafiti saat protes atas kematian seorang pria Afrika-Amerika George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).

Ia terus merintih hingga hidungnya berdarah dan tak sadarkan diri. Namun sang polisi, Derek Chauvin, baru melepas tekanan lututnya saat tim medis datang.

Teknik menekan leher dengan lutut dalam penangkapan seperti yang dialami oleh George Floyd memang tercatat dalam buku pedoman kepolisian Minnesota. Di dalamnya disebutkan bahwa petugas dilatih tentang cara menekan leher, namun tanpa memberikan tekanan langsung ke jalur pernapasan. Jika dilakukan dengan benar, Teknik ini seharusnya tidak mematikan.

Derek Chauvin kini ditahan dengan tuduhan pembunuhan. Sedangkan tiga polisi lain yang terlibat dalam penangkapan itu kini telah dipecat.

(Baca: Kematian George Floyd Berujung Kerusuhan di New York hingga Washington)

Unjuk Rasa Meluas

MINNEAPOLIS-POLICE/PROTESTS
MINNEAPOLIS-POLICE/PROTESTS (ANTARA FOTO/REUTERS/Eric Thayer/aww/cf)

Kemarahan atas kematian George Floyd tumpah di beberapa kota di Amerika Serikat. Unjuk rasa berujung rusuh menjalar dari Minnesota, Atlanta, New York, dan Washington. Mereka meneriakkan protes, bernyanyi, hingga membakar kendaraan patroli polisi.

Dikutip CNN, sebanyak 25 kota di 16 negara bagian Amerika Serikat mulai memberlakukan jam malam. Ini menyusul terjadinya kerusuhan yang berawal dari aksi solidaritas atas kematian warga keturunan Afrika Amerika George Floyd.

Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya berlaku sejak pukul 20.00 hingga 05.30 waktu setempat. Kebijakan tersebut, lanjut Eric, dilakukan demi melindungi keselamatan warga.

"Mayoritas demonstran yang turun ke jalan melakukan aksi dengan damai dan menjunjung tinggi nilai luhur yang mereka perjuangkan. Jam malam ini diberlakukan untuk melindungi keamanan mereka dan keamanan semua yang tinggal dan bekerja di kota kita," kata Eric.

Wali Kota Philadelphia Jim Kenney mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya diperpanjang pada Minggu (31/5) pukul 20.00 hingga Senin (1/6) pukul 06.00 waktu setempat. Di antara jeda kebijakan jam malam tersebut, warga Philadelphia masih diperbolehkan untuk keluar rumah.

(Baca: Trump Tawarkan Bantuan Militer untuk Redam Kerusuhan di Minnesota)

Sedangkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan militer ke negara bagian Minnesota guna meredam kerusuhan. Menurut Trump, pengerahan militer dapat dilakukan 'sangat cepat' jika ada permintaan dari otoritas lokal setempat.

"Kami sudah mempersiapkan militer yang akan dan bisa (dikerahkan), jika mereka (Minnesota) ingin memanggil militer kami. Kami bisa menempatkan pasukan kami di lapangan dengan sangat cepat," kata Trump, Sabtu (30/5).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...