Kerja Sama RI-Uni Eropa Berpotensi Tingkatkan Ekspor hingga 18%

Rizky Alika
14 Desember 2020, 18:51
Dado Ruvic/Illustration Bendera Uni Eropa tercermin dalam tetesan jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil di Zenica, Bosnia dan Herzegovina, Senin (9/11/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/AWW/dj
Dado Ruvic/Illustration Bendera Uni Eropa tercermin dalam tetesan jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil di Zenica, Bosnia dan Herzegovina, Senin (9/11/2020).

Pemerintah terus berupaya menjajaki kerja sama ekonomi internasional untuk mendorong ekspor dan investasi. Setelah mencapai kesepatakan dengan Australia melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA, kini kerangka kerja sama serupa tengah dijajaki dengan Uni Eropa.

Negosiasi Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau I-EU CEPA) kini tengah berjalan. Jika tercapai, kerangka kerja sama tersebut diperkirakan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Tanah Air yang terkontraksi akibat Covid-19.

"Sejumlah penelitian mengatakan, CEPA tingkatkan kesejahteraan, PDB (Produk Domestik Bruto), dan perdagangan kedua belah pihak," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam I-EU CEPA Roadshow ke Maluku, Senin (14/12).

Menurutnya, sejumlah studi menyatakan antara 2030-2032, I-EU CEPA dapat meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia sebesar € 5 miliar atau setara Rp 85,91 triliun (kurs Rp 17.182 per euro) dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, kerja sama tersebut dapat meningkatkan ekspor Indonesia hingga 18%.

Hal tersebut diperkirarkan dapat merestrukturisasi dan memperkuat perekonomian Indonesia. "Kami memandang perjanjian I-EU CEPA merupakan ide yang menguntungkan semua pihak," ujar dia.

Selain itu, I-EU CEPA dapat menjadi sarana untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih baik. Kemudian, kemitraan tersebut dapat mendorong diversifikasi perekonomian daerah.

Databoks, Ekspor minyak sawit ke Uni Eropa:

Potensi Maluku

Saat ini, Uni Eropa tengah mencari peluang investasi dan bisnis di Indonesia, khususnya Maluku. Vincent menilai, Maluku memiliki peluang pada hasil laut dan perikanan serta rempah-rempah.

Selain itu, ada pula potensi pada sektor pariwisata yang berkelanjutan. "Ini menjadi daya tarik dan potensi dagang besar dengan pasar Uni Eropa," kata dia.

Ia mengatakan, Uni Eropa pun telah menyadari pentingnya investasi di Indonesia sejak sebelum pandemi. Selain perikanan dan rempah, sektor yang menarik minat investor dari Benua Biru tersebut ialah bidang infrastruktur energi hijau.

Vincent menyebutkan, Indonesia merupakan mitra penting untuk memerangi perubahan iklim, melestarikan, dan memperluas keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, pihaknya ingin membangun kemitraan yang kuat untuk agenda hijau, seperti pembangunan proyek hijau, pengelolaan kota, hingga peningkatan konstruksi rendah karbon.

Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, Laut Banda dan Laut Seram memiliki potensi perikanan mencapai 1,72 juta ton per tahun. "Tapi potensi yang baru dimanfaatkan sebesar 568 ribu ton," ujar dia.

Selain itu, Maluku dikenal sebagai jalur rempah-rempah karena mempunyai potensi berupa pala, cengkeh, kelapa, dan perkebunan lainnya. Sedangkan, pada sektor pariwisata terdapat potens bahari, alam, budaya, dan sejarah.

Ia pun menilai, masih ada peluang bagi investor untuk masuk ke Maluku, seperti pada sektor energi. Murad mencatat, baru 62% masyarakat Maluku yang mendapatkan listrik selama 24 jam per hari. Pemerintah pun menargetkan, seluruh masyarakat Maluku dapat menikmati listrik selama satu hari penuh pada 2021.

Kemudian, ia juga menyebutkan baru 55% desa di Maluku yang mempunyai jaringan telekomunikasi. Pemerintah pun berupaya, seluruh pedesaan dan wilayah perbatasan akan mendapatkan jaringan telekomunikasi pada tahun depan.

"Kami tawarkan investor Uni Eropa untuk membaca peluang investasi tersebut," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...