Varian Baru Covid-19 Asal Inggris Sudah Menyebar ke Amerika Serikat

Happy Fajrian
30 Desember 2020, 12:18
virus corona varian baru, amerika serikat, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/foc/cf
Seorang tenaga medis membacakan sebuah puisi untuk Daniel Kim, 48 tahun, saat ia meninggalkan St. Jude Medical Center setelah lima bulan dirawat karena penyakit virus korona (COVID-19) di Fullerton, California, Amerika Serikat, Rabu (16/12/2020).

Sedangkan negara yang telah menerapkan larangan perjalanan yaitu Argentina, Belgium, Bulgaria, Brasil, Kanada, Chili, Tiongkok, Kolombia, Ceko, Rep. Dominika, El Salvador, Estonia, Perancis, Jerman, Granada, Guatemala, Hong Kong, India, Iran, Israel, Italia, Jamaika, Jordan, Kuwait, Latvia.

Kemudian Lithuania, Luksemburg, Maroko, Belanda, Masedonia Utara, Oman, Pakistan, Panama, Peru, Polandia, Irlandia, Rusia, Arab Saudi, Spanyol, Swedia, Tunisia, dan Turki.

Sampai dengan Selasa (29/12), jumlah kasus Covid-19 di AS hampir menembus angka 20 juta, tepatnya 19,98 juta, bertambah 194.860 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Jumlah kasus aktif mencapai 7,79 juta. Sedangkan total kematian di sana mencapai 346.579 orang.

Distribusi Lambat, Vaksinasi di AS Tak Capai Target

Sementara itu perkembangan vaksinasi di negeri Paman Sam hingga dua hari sebelum pergantian tahun masih jauh di bawah target yang ditetapkan Presiden Donald Trump sebanyak 20 juta penduduk. Nyatanya vaksinasi baru dilakukan terhadap 2 juta orang.

“Proses distribusi dan pemberian vaksin tidak berjalan sesuai harapan. Dengan kecepatan vaksinasi seperti sekarang ini akan butuh tahunan, alih-alih bulanan, untuk memvaksinasi seluruh warga AS,” kata Presiden Terpilih AS Joe Biden.

USA-BIDEN
USA-BIDEN (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/nz/cf)

Sedangkan dia menargetkan dalam 100 hari pemerintahannya akan telah memvaksinasi 100 juta warga AS, “yang artinya meningkatkan laju vaksinasi saat ini menjadi 1 juta suntikan per hari”. Namun dia menambahkan untuk mencapai target itu, kongres harus menyetujui tambahan anggarannya.

Meskipun hal tersebut dapat diwujudkan, untuk memvaksinasi seluruh warga AS tetap akan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Oleh karena itu Biden menyatakan dia akan mengaktifkan Undang-undang Produksi Pertahanan atau ‘Defense Production Act’ yang memberi Presiden AS kekuatan untuk meningkatkan produksi vaksin demi keamanan nasional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...