Tiongkok Sebut Corona Berasal dari Kepala Babi dan Makanan Beku Impor

Desy Setyowati
12 Februari 2021, 13:30
Tiongkok Sebut Corona Berasal dari Kepala Babi dan Makanan Beku Impor
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/HP/sa.
Pekerja migran yang mengenakan masker wajah t wabah virus corona (COVID-19), duduk di ping barang-barang mereka di sebuah stasiun kereta api di Beijing, Tiongkok, Rabu (13/1/2021).

Sedangkan dokter penyakit menular di National University of Singapore (NUS) Dale Fisher menilai, WHO perlu mempertimbangkan teori yang dikemukakan oleh ilmuwan Tiongkok tersebut.

Ia mengatakan, Covid-19 memang dapat bertahan hidup pada suhu dingin. “Tetapi, bukti adanya infeksi lewat rute penyimpanan rantai dingin ini bersifat tidak langsung,” katanya.

Kepala divisi ilmu laboratorium di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong Leo Poon Lit-man setuju, adanya kekurangan bukti terkait hal itu. “Sangat sulit untuk menilai risiko hanya berdasarkan beberapa insiden,” katanya.

Tim WHO di Wuhan pun sepakat untuk mengkaji lebih lanjut temuan tersebut. “Menarik untuk ditelusuri bagaimana jika hewan liar yang terinfeksi dan diolah menjadi makanan beku, dapat membawa virus ke pasar di Wuhan,” ujar ketua tim Peter Ben Embarek.

Mereka juga menolak anggapan bahwa virus corona disebabkan oleh kebocoran di Institut Virologi Wuhan. “Ini sangat tidak mungkin,” kata tim.

Akan tetapi, otoritas di negara lain juga menemukan adanya virus corona pada produk lain seperti sayam ayam di Brasil, udang di Arab Saudi, ceri di Chili, dan susu bubuk di Ukraina. “Ini bisa berarti bahwa ada sejumlah kecil virus Sars-CoV-2 yang tidak berisiko bagi siapa pun,” ujar ahli epidemiologi di Universitas Otago di Selandia Baru, David Murdoch.

Sejauh ini, para peneliti menilai bahwa faktor utama penyebaran Covid-19 yakni melalui kontak dekat dengan orang yang terpapar.

Oleh karena itu, WHO menyampaikan, belum ada bukti bahwa orang dapat tertular Covid-19 dari makanan atau kemasan. Walaupun, “beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan dingin," kata juru bicara WHO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...