Diambil Alih Taliban, IMF Setop Akses Pinjaman ke Afganistan

Agustiyanti
23 Agustus 2021, 11:19
IMF, Afganistan, Taliban
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Afganistan seharusnya memperoleh pinjaman IMF sebesar US$ 370 juta atau setara Rp 5,36 trilliun yang cair pada hari ini (23/8) jika saja tak diambil alih Taliban pekan lalu.

 Ahmady menambahkan bahwa pengiriman dolar fisik yang ditangguhkan Washington menyebabkan mata uang Afghanistan terdepresiasi. Mata uang Afganistan, Afghani telah jatuh ke rekor terendah.

"Saya percaya bank lokal telah memberi tahu bahwa mereka tidak dapat mengembalikan dolar mereka - karena [Bank Da Afghanistan] belum memasok bank dengan dolar,” katanya. 

Bank Dunia juga mendanai banyak proyek pembangunan di negara itu dan telah memberi Afganistan $5,3 miliar sejak 2002. Bank Dunia belum menanggapi permintaan BBC untuk mengomentari status pendanaan saat ini.

Raksasa pengiriman uang independen Western Union juga telah menangguhkan layanan pengiriman uang ke Afghanistan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

IMF telah mengambil langkah serupa terhadap rezim lain yang tidak diakui oleh mayoritas anggotanya. Ini terjadi pada April 2019 ketika akses SDR diblokir setelah lebih dari 50 negara anggota menolak mengakui Presiden Nicolas Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela. IMF juga menghentikan pembayaran ke Myanmar setelah junta militer mengambil alih kendali.

Pada hari Senin, IMF akan menyelesaikan alokasi SDR senilai $650 miliar untuk 190 negara anggotanya.

Kemajuan mendadak yang dibuat oleh Taliban meninggalkan IMF dengan keputusan yang mendesak. Lembaga ini akan membagikan kepada hampir semua anggotanya aset cadangan yang disebut hak penarikan khusus. Ini bukan hanya terkait dengan Afghanistan, terapi upaya memperkuat pemulihan ekonomi global dari krisis terkait pandemi.

Jadi jika rezim baru di Kabul harus dikeluarkan pada tahap ini, IMF harus bergerak cepat. Hal ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa bantuan keuangan dapat digunakan sebagai pengaruh untuk mendorong Taliban agar tidak membiarkan pelanggaran yang dilakukan oleh banyak orang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...