WHO Ramal Kasus Kematian Covid-19 di Eropa Capai 2 Juta di Maret 2022

Cahya Puteri Abdi Rabbi
24 November 2021, 09:23
WHO, covid-19, Eropa, pandemi
123rf.com/somartin
Ilustrasi virus Covid-19

Namun, penerapan protokol kesehatan juga harus dilaksanakan dengan ketat, seperti mengenakan masker, mencuci tangan, memberi ventilasi di dalam ruangan, menjaga jarak fisik, dan bersin ke siku.

Ia menyebut, cara tersebut adalah cara sederhana dan efektif untuk mengendalikan virus.

Dia menambahkan, masyarakat memiliki kesempatan dan tanggung jawab yang sama untuk membantu mencegah terjadinya lonjakan kasus.

 WHO mengatakan, lebih dari 1 miliar dosis vaksin telah diberikan di wilayah Eropa.

WHO dan 53,5% orang telah menyelesaikan program vaksinasi mereka, namun masih banyak negara yang tingkat vaksinasinya masih rendah, dengan jumlah populasi yang telah divaksin kurang dari 10%.

Ketua Program Vaksin Covid-19 di University of Oxford, Inggris, Andrew Pollard mengatakan virus baru varian Delta yang lebih menular terus menginfeksi ribuan orang dan melahirkan ribuan kasus infeksi baru.

Namun, kebanyakan dari mereka yang sudah divaksinasi dengan dosis penuh atau dosis protektif hanya mengalami infeksi ringan.

Andrew berharap  suntikan booster dan kekebalan alami yang didapat dari penyebaran varian Delta di musim panas lalu bisa membantu Inggris lolos dari dampak gelombang baru Covid-19 yang kini melanda banyak bagian Eropa.

“Secara umum, Covid-19 bukan lagi penyakit bagi mereka yang sudah divaksin. Vaksin cenderung membatasi efek sesak napas yang dibawa penyakit itu, dengan beberapa pegecualian," katanya.

 Sementara itu, CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengklaim, penggunaan vaksin AstraZeneca di Eropa yang rendah menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di benua itu.

Pascal mengatakan, perbedaan kekebalan sel T antara vaksin memungkinkan bahwa mereka yang menerima dosis Oxford/AstraZeneca memiliki perlindungan kekebalan yang lebih tahan lama terhadap virus.

Sel T adalah kelas sel imun yang mendidik sel B penghasil antibodi tentang sifat ancaman virus dan secara langsung membunuh sel yang terinfeksi.

"Sangat menarik ketika Anda melihat Inggris. Ada puncak infeksi yang besar tetapi tidak begitu banyak rawat inap dibandingkan dengan Eropa. Di Inggris vaksin Oxford/AstraZeneca digunakan untuk memvaksinasi orang tua, sedangkan di Eropa orang mengira awalnya vaksin tidak bekerja pada orang tua," kata dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...