Rusia Tarik Tentara dari Perbatasan Ukraina, Berkat Lobi Jerman?

Yuliawati
Oleh Yuliawati
15 Februari 2022, 17:33
Rusia, Ukraina, perang
ANTARA FOTO/REUTERS/Press Service General Staff of the Armed Forces of Ukraine/Handout /hp/cf
Tank milik Angkatan Bersenjata Ukraina terlihat saat latihan di sebuah lokasi yang tidak diketahui di dekat perbatasan Rusia-aneksasi Crimea, Ukraina, dalam foto yang disiarkan oleh layanan pers Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Ukraina, Rabu (14/4/2021).

Putin juga mengatakan bahwa NATO yang mengerahkan senjata canggih di Ukraina, seperti sistem rudal, melewati "garis merah" bagi Rusia. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada November bahwa senjata dan penasihat militer sudah dipasok ke Ukraina oleh AS dan negara-negara anggota NATO lainnya. "Dan semua ini, tentu saja, semakin memperburuk situasi di garis perbatasan," katanya.

Jika AS dan sekutu NATO-nya tidak mengubah arah di Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa Moskow memiliki "hak untuk memilih cara memastikan kepentingan keamanannya yang sah."

Sementara itu, Pemerintah Ukraina menegaskan bahwa Moskow tidak dapat mencegah Kyiv membangun hubungan yang lebih dekat dengan NATO.

"Rusia tidak dapat menghentikan Ukraina untuk semakin dekat dengan NATO dan tidak memiliki hak untuk berbicara dalam diskusi yang relevan," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan kepada CNN. 

Menurut Ukraina, Rusia sedang berusaha untuk mengacaukan negaranya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini mengatakan plot kudeta, yang melibatkan Rusia, telah terungkap.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memperingatkan bahwa kudeta yang direncanakan dapat menjadi bagian dari rencana Rusia menjelang invasi militer. "Tekanan militer eksternal berjalan seiring dengan destabilisasi domestik negara itu," katanya.

Ketegangan antara kedua negara telah diperburuk oleh krisis energi Ukraina yang semakin dalam yang menurut Kyiv telah diprovokasi oleh Moskow dengan sengaja.

Pada saat yang sama, pemerintahan Zelensky menghadapi tantangan di banyak bidang. Popularitas pemerintah telah mengalami stagnasi di tengah berbagai tantangan politik domestik, termasuk gelombang ketiga infeksi Covid-19 baru-baru ini dan ekonomi yang sedang berjuang.

Banyak orang juga tidak senang karena pemerintah belum memenuhi manfaat yang dijanjikan dan mengakhiri konflik di timur negara itu. Protes anti-pemerintah telah terjadi di Kyiv.

Dalam pidato video 19 Januari, Zelensky mendesak rakyat Ukraina untuk "tenang" di tengah meningkatnya kegelisahan atas kemungkinan invasi Rusia. "Kami menyadari segalanya, kami siap untuk segalanya," katanya, sebelum menambahkan bahwa dia "sangat percaya" tahun ini "akan berlalu tanpa perang" dengan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan "akan ada harga tinggi yang harus dibayar untuk Rusia jika sekali lagi menyerang Ukraina.  "Kami memiliki berbagai pilihan: sanksi ekonomi, sanksi keuangan, pembatasan politik," kata Stoltenberg, dalam wawancara 1 Desember dengan CNN.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 2014, NATO tidak hanya meningkatkan pertahanannya dengan kelompok tempur siap tempur di bagian timur aliansi, di negara-negara Baltik, di Latvia tetapi juga di wilayah Laut Hitam. 

Ukraina, menurut dia, sebenarnya bukan anggota NATO. Oleh kareta itu, Ukraina tidak memiliki jaminan keamanan yang sama dengan anggota NATO. Meski demikian, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki hak untuk memberitahu Ukraina bahwa mereka tidak dapat mengejar keanggotaan NATO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...