WHO Sebut Ukraina Kehabisan Oksigen Medis di Tengah Invasi Rusia
Belum ada tanda-tanda Rusia akan menghentikan serangannya ke Ukraina meski negara-negara Barat telah menjatuhkan rentetan sanksi berat kepada Moskow yang dapat mengisolasi negara tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin juga meningkatkan ancaman dengan memerintahkan pangkalan nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2).
Mengutip Aljazeera, Putin mengatakan bahwa aliansi militer NATO telah membuat pernyataan agresif sambil menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia maupun dirinya sendiri.
Pada pertemuan dengan para pejabat tinggi yang muncul dalam siaran televisi Rusia, Putin memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan bersenjata nuklir dalam rezim khusus tugas tempur. Perintah tersebut menimbulkan ancaman bahwa ketegangan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir.
“Ini tentu eskalasi. Latihan nuklir terakhir terjadi pada 19 Februari, ketika Putin menggelar latihan yang sangat besar di seluruh Rusia untuk menguji program nuklir negara itu dan kesiapannya,” kata koresponden Al Jazeera Moskow, Dorsa Jabbari.
Kremlin mengatakan telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik dan jelajah di target laut dan darat. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Putin, juga mengawasi latihan militer tersebut.
Amerika Serikat menanggapi pengumuman Putin dengan menuduh pemimpin Rusia itu mengarang ancaman untuk membenarkan "agresi lebih lanjut". “Ini adalah pola yang kami lihat dari Presiden Putin selama konflik ini, yang membuat ancaman yang tidak ada untuk membenarkan agresi lebih lanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki di ABC.