Bank Sentral Turki Naikkan Bunga Jadi 15%, Erdogan Tak Ikut Campur

Agustiyanti
23 Juni 2023, 14:28
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, turki, bank sentral turki, suku bunga
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya membiarkan bank sentral Turki mengambil kebijakan secara mandiri pada awal pemerintahan keduanya.

Hamish Kinnear, seorang analis senior Timur Tengah dan Afrika Utara di firma intelijen risiko Verisk Maplecroft juga menilai keputusan ini adalah ttanda bahwa gubernur baru berusaha melangkah dengan hati-hati untuk menghindari bentrokan dengan Presiden Erdogan. "Gubernur bank sentral terakhir yang menaikkan suku bunga dipecat oleh presiden setelah kurang dari lima bulan menjabat,” kata Kinnear.

Kilas Balik Kebijakan Suku Bunga Turki

Turki terus menurunkan suku bunga kebijakannya dari 19% pada akhir 2021 menjadi 8,5% pada Maret karena inflasi menembus 80% pada akhir 2022 dan turun hingga di bawah 40% pada Mei. Ortodoksi ekonomi tradisional berpendapat bahwa suku bunga harus dinaikkan untuk mendinginkan inflasi. Namun, Erdogan yang menyatakan diri sebagai musuh suku bunga menyebu bahwa suku  bunga adalah ibu dari segala kejahatan dan secara vokal mendukung strategi penurunan suku bunga. 

Hasil dari kebijakan Erdogan adalah krisis biaya hidup bagi orang Turki karena mata uang negara itu, lira, anjlok. Lira kehilangan sekitar 80% nilainya terhadap dolar dalam lima tahun terakhir. Akibatnya, Turki memiliki cadangan mata uang asing yang sangat rendah karena menjual miliaran dolar dalam valuta asing untuk menopang lira.

Arsitek dari upaya Turki untuk kembali ke ortodoksi ekonomi adalah Simsek, menteri keuangan yang ditunjuk Erdogan. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan antara 2009 dan 2018, dan dihormati secara luas oleh investor.

Setelah beberapa tahun Erdogan memiliki kendali besar terhadap bank sentral Turki, ia tampaknya belakangan bersedia membiarkan para pembuat kebijakan moneter lebih mandiri.

"Erdogan telah menerima bahwa rasa sakit jangka pendek diperlukan untuk memperbaiki ekonomi, dan tampaknya mengangkat Simsek akan menguntungkan pasar,” kata Dyson.

Namun, menurut dia, ada ketidakpastian terkait berapa lama Erdogan akan menoleransi rasa sakit perekonomian akibat upaya untuk mengendalikan inflasi. Menurut dia, godaan bagi Erdogan untuk kembali campur tangan pada kebijakan bank sentral masih sangat besar. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...