Ledakan Dua Bom di Makam Soleimani Iran Tewaskan 95 Orang

Hari Widowati
4 Januari 2024, 10:38
Ilustrasi bom
123RF.com/Fernando Gregory Milan
Dua ledakan bom yang terjadi dalam sebuah upacara untuk mengenang Komandan Qassem Soleimani di Kota Kerman, Iran menewaskan hampir 100 orang dan melukai 211 orang lainnya, pada Rabu (3/1).

"Suara yang mengerikan terdengar di sana, terlepas dari semua tindakan keamanan dan keselamatan. Masalah ini masih dalam penyelidikan," kata Reza Fallah, Kepala Hubungan Masyarakat Bulan Sabit Merah Kerman, kepada televisi pemerintah.

Kantor berita pemerintah Iran mengatakan bahwa pemakaman tersebut telah dievakuasi dan ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Pemerintah mengumumkan bahwa hari Kamis (4/1) akan menjadi hari berkabung.

Meskipun pihak berwenang tidak secara terbuka menyalahkan pihak manapun, komandan tertinggi pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh "agen-agen" rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat.

Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, mendukung kelompok-kelompok militan anti-Iran.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam ledakan tersebut dan tidak memiliki alasan untuk meyakini bahwa Israel terlibat," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, dalam sebuah konferensi pers.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan menggunakan semua cara internasional untuk mengidentifikasi dan mengadili mereka yang terlibat dalam serangan tersebut dan para pendukungnya. Sementara itu, Presiden Raisi membatalkan rencana kunjungan ke Turki pada hari Kamis.

Serangan Teroris

Pada tahun 2022, kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap sebuah tempat suci Syiah di Iran yang menewaskan 15 orang.

Serangan sebelumnya yang diklaim oleh kelompok ini termasuk pengeboman kembar mematikan pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomeini. Militan Baluchi dan separatis etnis Arab juga telah melancarkan serangan di Iran.

Pembunuhan Soleimani oleh AS dalam serangan drone pada 3 Januari 2020 di bandara Baghdad dan pembalasan Teheran dengan menyerang dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS membuat Amerika Serikat dan Iran hampir terlibat dalam konflik besar-besaran.

Sebagai komandan utama pasukan elit Quds, cabang luar negeri Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Soleimani menjalankan operasi klandestin di luar negeri dan merupakan tokoh kunci dalam kampanye Iran yang telah berlangsung lama untuk mengusir pasukan AS dari Timur Tengah.

Ketegangan antara Iran dan Israel, bersama dengan sekutunya Amerika Serikat, telah mencapai titik tertinggi baru karena perang Israel terhadap militan Hamas yang didukung Iran di Gaza sebagai pembalasan atas serangan mereka pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.

Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran telah menyerang kapal-kapal yang mereka katakan memiliki hubungan dengan Israel di pintu masuk Laut Merah, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Sementara itu, pasukan AS juga telah melakukan serangan balasan terhadap kelompok militan tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...