Pemerintahan Joe Biden Bakal Setujui Penjualan 50 Jet F-15 ke Israel

Hari Widowati
2 April 2024, 05:58
Pemerintahan Joe Biden hampir menyetujui penjualan sebanyak 50 jet tempur F-15 buatan Amerika Serikat (AS) ke Israel.
ANTARA FOTO/REUTERS/Russ Scalf/U.S. Air Force
Pemerintahan Joe Biden hampir menyetujui penjualan sebanyak 50 jet tempur F-15 buatan Amerika Serikat (AS) ke Israel.

Namun Senator Ben Cardin, ketua komite dari Partai Demokrat, dan Greg Meeks, anggota komite Urusan Luar Negeri DPR dari Partai Demokrat, masih bisa menghambat penjualan tersebut jika mereka mengajukan keberatan.

Jika tidak ada keberatan, Departemen Luar Negeri akan mengirimkan pemberitahuan resmi kepada semua anggota parlemen. Kemudian, parlemen memiliki waktu 30 hari untuk memblokir penjualan tersebut melalui resolusi ketidaksetujuan bersama. Menurut Congressional Research Service, Kongres tidak pernah berhasil memblokir penjualan senjata yang diusulkan melalui resolusi semacam itu.

Kekhawatiran Para Diplomat terhadap Dukungan Intelijen AS untuk Israel

Ada juga kekhawatiran yang berkembang di kalangan Partai Demokrat atas kelanjutan praktik berbagi intelijen dengan Israel. Praktik ini diperluas atas perintah Presiden Joe Biden setelah serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Menurut beberapa sumber CNN, beberapa dari dukungan intelijen tersebut berupa apa yang disebut sebagai intelijen mentah yang digunakan Israel untuk menemukan sandera. Data intelijen ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi target Hamas.

Sementara itu, semakin banyak diplomat AS yang merasa frustrasi atas keengganan pemerintah untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Israel untuk mengubah pendekatan mereka terhadap perang yang sedang berlangsung.

"Apa yang Anda dengar tentang rasa frustrasi di dalam pemerintahan atas kebijakan Israel, itu nyata," kata seorang diplomat AS kepada CNN dengan syarat tidak disebutkan namanya. "Kami diminta untuk bertindak dengan cara yang mengabaikan apa yang kami lihat di lapangan."

Para diplomat tersebut juga mengatakan kepada CNN bahwa mereka frustrasi dengan upaya pemerintah untuk mengecilkan abstainnya AS dari pemungutan suara di PBB minggu lalu mengenai resolusi gencatan senjata di Gaza. Para diplomat itu menyebut apa yang seharusnya menjadi pesan yang tegas kepada Israel dilemahkan oleh AS yang bersikeras bahwa resolusi tersebut tidak mengikat.

Para diplomat yang tidak puas ini mengatakan bahwa mereka ingin melihat AS mengancam penjualan senjata di masa depan ke Israel untuk membantu mengurangi pertempuran berdarah. Namun, penjualan F-15 dan amunisi berpemandu presisi yang diusulkan mengindikasikan bahwa pemerintah AS tidak berencana untuk membatasi bantuan militer dalam waktu dekat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...