Pilihan Obat Sakit Perut Anak dengan Dosis yang Tepat

Image title
1 September 2021, 19:15
Ilustrasi seorang anak yang menderita sakit perut. Obat sakit perut anak dibedakan menjadi obat alami dan kimia dengan dosis sesuai usia anak.
scholastic.com
Ilustrasi seorang anak yang menderita sakit perut

Obat sakit perut anak dapat berbentuk tablet, kapsul, cair, atau serbuk. Biasanya obat sakit perut anak diformulasikan agar mudah diminum. Adapun macam-macam obat sakit perut anak adalah sebagai berikut.

1. Paracetamol

Paracetamol atau acetaminophen adalah obat pereda nyeri yang umum untuk anak-anak. Obat ini sering digunakan untuk mengobati sakit kepala, sakit perut, sakit telinga, dan gejala pilek. Parasetamol dapat pula digunakan untuk menurunkan suhu tinggi (demam) dan tersedia dalam bentuk tablet atau sirup.

Menurut Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS) BPOM, efek analgesik (pereda nyeri) parasetamol dalam mengatasi sakit perut tidak membuat lambung iritasi. Parasetamol juga tidak mempengaruhi waktu pendarahan (bleeding time) ataupun berinteraksi secara signifikan dengan warfarin (obat pengencer darah).

Dosis parasetamol sesuai aturan BPOM adalah:

  • Anak umur 1-5 tahun: 120-250 mg (3.75-7.5 ml).
  • Anak umur 6-12 tahun: 250-500 mg (7.5-15 ml).
  • Anak umur 13 tahun ke atas: 640 mg (20 ml).

Dosis paracetamol dapat diulangi setiap 4-6 jam jika diperlukan dengan maksimum konsumsi 4 kali dosis dalam 24 jam. Beberapa merk paracetamol meliputi Panadol dan Bodrex khusus untuk anak. Jangan beri paracetamol untuk anak yang memiliki gangguan fungsi hati berat dan hipersensitivitas.

Hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter secepatnya apabila anak mengalami efek samping paracetamol yang tergolong serius, seperti:

  • Mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan.
  • Urin berwarna gelap, feses berwarna pucat.
  • Kuning pada kulit dan mata.

2. Obat Pencahar

Obat pencahar digunakan untuk mengatasi susah buang air besar (BAB) atau konstipasi pada anak. Dalam situs BPOM, penggunaan pencahar pada anak sebaiknya dihindari kecuali diresepkan oleh dokter.

Jika anak mengalami penundaan buang air besar lebih dari 3 hari, anak mungkin merasa nyeri saat pengeluaran tinja yang keras sehingga mengakibatkan fisura ani (luka atau robekan di anus) dan kejang anus. Segera konsultasi ke dokter jika anak mengalami hal itu. Jangan memberi obat pencahar kepada anak berusia kurang dari 6 tahun.

3. Obat Diare

Berdasarkan situs Sehat Negeriku oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 3 derajat dehidrasi diare yang penting diketahui, yaitu:

  • Diare Tanpa Dehidrasi. Ciri-cirinya adalah anak tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor (tekanan) kulit kembali segera. Namun, anak akan kehilangan cairan <5% dari berat badan.
  • Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya anak mengalami gelisah atau rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.
  • Diare Dehidrasi Berat. Diare ini ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat > 2 detik, dan kehilangan cairan >10% dari berat badan.

Jika anak menderita diare kurang dari 14 hari, maka termasuk dalam penderita diare akut. Jika lebih dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare kronis/persisten. Untuk mencegah dehidrasi pada anak dan mengembalikan cairan tubuh, anak perlu diberi makan dan minum untuk mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang terbuang.

Obat diare yang cocok untuk anak adalah oralit. Menurut World Health Organization (WHO), oralit merupakan campuran dari air bersih, garam, dan gula yang dapat disiapkan dengan aman di rumah. Oralit diserap di usus kecil untuk menggantikan air dan elektrolit yang hilang dalam kotoran.

Dalam artikel yang ditulis Nenti Resna dan ditinjau oleh dr. Reni Utari berjudul Cara Tepat Pemberian Oralit untuk Bayi, dosis oralit untuk anak pada 4 jam pertama adalah:

  • 30 hingga 90 ml setiap jam bagi bayi di bawah 6 bulan.
  • 90 hingga 125 ml setiap jam untuk bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun.
  • Minimal 125-250 ml setiap jam untuk anak berusia di atas 2 tahun.

Gejala Sakit Perut Anak yang Serius dan Butuh Penanganan Dokter

Orang tua perlu memperhatikan gejala sakit perut anak yang serius. Dari situs web Harvard Health Publishing, gejala tersebut adalah:

  • Rasa sakit anak semakin parah hingga anak terus menangis atau menunjukkan bahwa mereka sangat tidak nyaman.
  • Ada darah di tinja yang bisa menjadi tanda infeksi serius, penyakit radang usus, atau masalah usus lainnya.
  • Anak mengalami muntah darah.
  • Ada muntah hijau yang menjadi tanda penyumbatan dalam usus.
  • Anak mengalami gatal-gatal, tampak pucat, mengeluh pusing, atau wajahnya bengkak.
  • Sakit perut ada di perut sebelah kanan bawah karena area tersebut berpotensi menimbulkan radang usus buntu.
  • Anak mengalami demam dan batuk parah.
  • Anak mengatakan sakit saat buang air kecil yang menjadi tanda infeksi saluran kemih.
  • Anak kehilangan berat badan drastis dan tak kunjung naik.

Setelah memahami penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa obat sakit perut anak ada dua jenis yaitu alami dan kimia. Obat sakit perut alami lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia. Jika timbul gejala serius pada sakit perut anak, segera hubungi dokter untuk perawatan.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...