Mengenal Makna, Gerakan, dan Pola Lantai Tari Tor Tor

Dwi Latifatul Fajri
16 November 2021, 08:46
Tari Tor Tor
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

Ulos dipakai untuk upacara kematian. Selendang ini ini diletakkan di pundak oleh pihak hula-hula dan dongan sabutuha, untuk orang yang berduka atau penari tuan rumah. Ulos yang diberi di pundak penari berwarna merah.

Tata Rias dan Busana

Penari Tor Tor wanita untuk upacara kematian memakai tata rias cantik. Penari diberi beda, lipstik, bulu mata, dan penebalan alis. Sedangkan penari pria tidak diberi tata rias.

Pakaian penari laki-laki memakai jas hitam celana warna hitam, dan ulos hitam. Sedangkan penari wanita memakai baju kebaya warna hitam, rok, dan ulos warna senada. Warna hitam dipilih sebagai lambang duka cita untuk masyarakat Batak Toba.

Pola Lantai Tari Tor Tor

Pola lantai adalah merupakan titik atau garis yang dipakai penari. Selain itu pola ini berguna untuk memberi arah penari menuju titik satu ke titik yang lain. Arahnya bisa berlawanan dengan penari lainnya.

Tari Tor Tor memiliki pola lantai lingkaran dan lulus. Posisi tamu atau hula-hula berada di sebelah jenazah, sedangkan posisi tuan rumah berada di sebelah kiri jenazah.

Pola lantai ini bermanfaat untuk memperjelas peran antara penari keluarga dan penari pelayat. Selain itu pola ini untuk membedakan sedikit gerakan pertunjukan tari.

Makna Tari Tor Tor

Gerakan tari Tor Tor dalam upacara dan pesta memiliki makna tersendiri. Berikut penjelasannya:

1. Tor Tor Mula-Mula

Penari menggerakkan badan dan tubuh secara ekspresif, ketika sarune (alat musik tiup khas Batak) dimainkan.

Alat musik mangurdot terdengar, penari akan menaikkan tangan sampai posisinya kedepan ulu hati. Kemudian tangan diturunkan perlahan dan dilipat ke arah depan perut. Gerakan ini melambangkan hati yang tulus, ikhlas, dan bersih.

2. Tor Tor Somba

Gerakan tangan dinaikkan sampai ulu hati, lalu posisi tangan dan jari tangan naik lagi. Gerakan ini seperti menyembah di depan dahi tetapi tidak rapat. Bagian kepala sedikit menunduk.

Gerakan ini melambangkan penghormatan untuk raja dan roh leluhur. Selain itu juga sebagai penghormatan untuk alam semesta dan mendapat perlindungan.

3. Tor Tor Hasahaton atau Sitotio

Ulos atau selendang dikibaskan ke udara dan berucap horas sebanyak 3 kali. Horas artinya gabe, sangap, dan mamora. Dalam bahasa Indonesia, horas artinya berketurunan, sehat, dan berkecukupan. Gerakan ini sebagai simbol menerima berkat.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...