Bahaya Menyemprot Disinfektan Corona Mengandung Klorin ke Tubuh

Image title
30 Maret 2020, 13:12
Warga menyemprotkan disinfektan pada seorang pemakai jalan sebelum masuk di Kelurahan Ketawanggede, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Warga di kawasan tersebut secara swadaya melakukan screening kepada para pengguna jalan dengan menyemprotkan disinfek
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Warga menyemprotkan disinfektan pada seorang pemakai jalan sebelum masuk di Kelurahan Ketawanggede, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Warga di kawasan tersebut secara swadaya melakukan screening kepada para pengguna jalan dengan menyemprotkan disinfektan, mewajibkan cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, serta mengurangi akses jalan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Klorin mulai diperhatikan dunia setelah pada 1810 kimiawan Inggris Sir Humphry Davy mengenalkannya sebagai senyawa berbeda dengan oksigen, tak seperti para kimiawan sebelumnya yang menganggapnya sama. Ia memberi nama senyawa ini dengan khloros yang dalam Bahasa Yunani berarti hiaju kekuningan, sebelum akhirnya memutakhirkan namanya sebagai chloric gas atau chlorine.

Meskipun klorin punya banyak manfaat dan lazim digunakan dalam kebutuhan rumah tangga, tapi memiliki efek samping berbahaya karena mengandung racun. Dalam kadar tinggi, klorin bisa meracuni manusia. Bahkan, menurut Royal Society of Chemistry, klorin pernah menjadi senjata biologis pada Perang Dunia I.

(Baca: Berapa Lama Corona Bertahan di Tembaga, Besi, Plastik, dan Aerosol?)

Berbagai Penyakit Akibat Klorin

Merujuk kepada situs resmi Dinas Kesehatan New York, health.ny.gov, klorin bisa berdampak pada kesehatan dalam menit kedua setelah manusia terpapar. Dampaknya sesuai dengan kadar saat terpapar. Semakin besar kadarnya, semakin bahaya bagi kesehatan.

Paparan klorin paling sering adalah melalui udara dan memengaruhi saluran pernapasan. Dalam kadar rendah akan mengakibatkan iritasi, sakit tenggorokan dan batuk. Dalam kadar tinggi bisa mengakibatkan dyspnea atau sesak napas karena tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru, bronchospasm atau gangguan otot bronkus pada paru-paru yang menyempit sehingga keluar masuk udara terganggu, dan edema paru.

Di kulit dan mata, klorin bisa menyebabkan iritasi. Dalam kadar rendah adalah gatal-gatal dan kemerahan. Dalam kadar tinggi bisa mengikis cairan mata dan lapisan kulit yang bisa berakibat penyakit lebih serius. Menurut Dinas Kesehatan New York, meskipun belum ditemukan kaitan antara efek klorin terhadap kanker kulit tapi terdapat potensi ke sana.

Permasalahannya, sampai saat ini tidak ada penawar racun klorin. Oleh karena itu, cara menghindari efek samping klorin bagi kesehatan tubuh adalah dengan menggunakannya secara hati-hati dan sesuai anjuran aman yang diberikan.

Pada penggunaan disinfektan mengandung klorin, anjuran WHO adalah melindungi diri dengan masker dan sarung tangan saat menyemprotkannya. Serta tidak menyemprotkan ke tubuh dan makanan.  

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...