Punya Hutan Luas, RI Bisa Raup Rp 350 Triliun Dari Perdagangan Karbon

Image title
16 Januari 2020, 21:34
karbon, hutan, lingkungan
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Foto udara kawasan ekowisata mangrove Pangkal Babu, Tungkal Ilir, Tanjungjabung Barat, Jambi, Selasa (31/12/2019). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi Indonesia memiliki potensi tambahan pendapatan Rp 350 triliun dari perdagangan karbon dengan mengandalkan hutan yang luas.

"Mudah mudahan tahun ini bisa lakukan trading (jual beli kredit karbon) itu," kata Ruandha.

Tak hanya itu, KLHK saat ini juga tengah melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang berpotensi menjadi pembeli dalam bisnis jual beli emisi karbon itu. Negara yang berpotensi menjadi pembeli adalah Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Vietnam yang memiliki keterbatasan luas hutan.

"Pasarnya akan semakin tinggi, Eropa misalnya sudah tidak ada lagi supply-nya karena (kondisi) hutannya tak sebagus Indonesia," ujar Ruandha.

(Baca: Luhut Sebut Indonesia Bisa Jadi Negara Superpower Tanpa Emisi Karbon)

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya pernah menyebut Indonesia berpotensi menjadi negara adidaya tanpa emisi gas karbon. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar serta kawasan hutan yang luas, yang dapat berfungsi sebagai paru-paru dunia dalam menyerap polusi udara.

"Indonesia memiliki lahan gambut  seluas 7,5 juta hektare, mangrove 3,1 juta ha, dan hutan seluas 180 juta ha yang berkontribusi terhadap penyerapan gas karbon dunia," kata Luhut di Jakarta, Jumat (13/12).

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...