Dikritik Jokowi, Pertamina Klaim Pembangunan Kilang Terus Jalan
Secara pararel, Pertamina memulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut juga sudah memulai konstruksi fasilitas pendukung dan persiapan lahan restorasi sekitar 20 hektar di pesisir panta Tuban.
Untuk GRR Bontang, Pertamina dan OOG telah menandatangani kemitraan pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan dalam proses pelaksanaan studi dan kajian dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini,” tegas Fajriyah.
(Baca: Luhut Gandeng Mubadala dan Adnoc untuk Proyek Kilang Pertamina)
PLBC Selesai Dibangun
Pertamina juga megklaim telah menyelesaikan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) selama kurun waktu 2015-2019. Dengan begitu, BUMN tersebut dapat memproduksi BBM standar Euro4. Menurut Fajriyah, PLBC telah beroperasi sejak Juli 2019 dan diintegrasikan dengan Refinery Unit IV Cilacap.
“Dengan beroperasinya PLBC, Pertamina berhasil menggenjot produksi Pertamax hingga 60% dari 1 juta barel menjadi 1,6 juta barel per bulan. Adapun, BBM yang diproduksi akan disuplai di empat provinsi yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jogyakarta," ujarnya.
Proyek PLBC telah memberi manfaat ekonomi dengan membuka lapangan kerja hingga 2.500 ketika konstruksi. Setelah beroperasi, proyek PLBC dapat mengurangi nilai impor BBM Pertamina hingga Rp 10 Triliun per tahun.
(Baca: Pertamina-Aramco Tak Sepakat, Pengembangan Kilang Cilacap Diundur Lagi)