Suara Irit Pendemo Bayaran, Bela Capim KPK Demi Rp 40 Ribu

Dimas Jarot Bayu
7 September 2019, 11:32
Seleksi Pimpinan KPK, Revisi UU KPK, unjuk rasa KPK, demo KPK
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Pegawai KPK menggelar unjuk rasa pada Jumat (6/9). Mereka menolak revisi UU KPK dan calon pimpinan KPK yang diduga bermasalah. Aksi tersebut disambut aksi tandingan dari sejumlah kelompok massa.

"Enggak tahu ngapain. Saya ikut-ikut saja," kata Prasetyo, pengunjuk rasa berusia 15 tahun yang datang dari wilayah Senen, Jakarta Pusat. Dia mengaku ikut aksi karena diajak teman dan ada bayaran. Namun, ia enggan mengungkapkan siapa yang membayar.

Pengakuan senada disampaikan oleh Fikri, pengunjuk rasa berusia 16 tahun yang juga berasal dari Senen. Dalam aksi ini, Fikri bertugas memegang poster di barisan depan. Poster yang dipegang Fikri bertuliskan "Mengapresiasi Kinerja Pansel Capim KPK" dan "Mendukung Hasil Seleksi Pansel Capim KPK".

(Baca: Luthfi Jayadi Kurniawan, Capim KPK yang Ingin Bongkar Korupsi di TNI)

Meski begitu, dia tak tahu pasti apa tuntutan dalam aksi tersebut. Sebab, ia juga mengaku ikut aksi karena dijanjikan bayaran. Selain dirinya, Fikri mengatakan ada sekitar 60 orang lain yang mengikuti aksi karena dibayar.

"Enggak tahu tuntutannya, yang penting dibayar Rp 40 ribu," ujarnya.

Kerumunan yang melakukan aksi tandingan di gedung KPK tak hanya satu. Ada kerumunan aksi lainnya yang muncul bergantian di depan Gedung KPK. Meski demikian, tuntutannya sama: membela Pansel dan sepuluh capim KPK.

(Baca: DPR Mulai Proses Seleksi dan Pemilihan 10 Capim KPK Pekan Depan)

Aksi tandingan di depan KPK ini berlangsung setidaknya selama hampir dua jam. Mereka baru membubarkan diri setelah Saut dan para pegawai KPK menghentikan orasinya untuk kembali bekerja.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...