Reportase: Kisah Nelayan Jadi Kuli Limbah Minyak Blok ONWJ di Karawang

Image title
30 Agustus 2019, 11:35
tumpahan minyak, blok ONWJ, nelayan di karawang, kompensasi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sejumlah nelayan usai mengambil tumpahan minyak Pertamina ONWJ di laut, Pasir Putih, Karawang (20/8).

Selain menjadi kuli limbah, sebagian nelayan diperkerjakan Pertamina sebagai penggali pasir.  Pekerja dibayar untuk membersihkan minyak dari pasir di beberapa pantai yang tercemar, di antaranya di Desa Cemarajaya, Karawang.  

Para penggali pasir menggunakan kain kasa untuk menyerap minyak di permukaan pasir yang sudah tercemar dengan tumpahan minyak. Setelah minyak terserap,  kain kasa diangkat.Sementara pasir yang tercemar kemudian digali dan dimasukan ke dalam karung berukuran 5 kg.

Sartiman, salah satu nelayan yang bekerja sebagai penggali pasir menyatakan mendapat upah Rp 100.000  ditambah makan siang. "Saya bekerja mulai dari pukul delapan pagi sampai tiga sore," kata Sartiman.

Pekerjaan ini dilakukan Sartiman demi mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tumpahan minyak membuat hasil tangkapan ikan berkurang. Biasanya nelayan dapat menangkap ikan 5-6 kilogram sekali berlayar, sejak tragedi ini hasil tangkapan ikan berkurang menjadi 1-2 kilogram saja.

karawang
Kawasan pantai di Cemarajaya, Karawang yang tercemar tumpahan minyak dari Blok ONWJ, Senin (19/8/2019). (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Para Nelayan Menanti Ganti Rugi

Pendapatan minim yang diperoleh nelayan dari pekerjaan serabutan baik sebagai kuli limbah minyak di laut dan penggali pasir, membuat mereka terjerat utang. Para nelayan berutang kepada rentenir yang dikenal dengan sebutan bank keliling atau bank emok.

“Saya terpaksa berutang karena pendapatan tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," kata Gandda.
Seorang nelayan lainnya, Ahmad Fanani mengatakan, bunga dari utang kepada bank keliling sangat tinggi. Dia menyebut dengan utang sebesar Rp 7 juta, maka nelayan harus mengembalikan sekitar Rp 9,2 juta dalam sebulan. “Membuat nelayan tambah miskin,” kata Fanani.

Berbeda dengan Ganda, Agus memilih berutang pada warung kelontong untuk mengganjal kekurangan kebutuhan sehari-hari. Agus yang masih menanggung biaya pendidikan anaknya yang duduk di bangku SMA ini mengatakan dirinya berutang sejak kehilangan pekerjaannya sebagai nelayan.

Sekretaris Desa Pasir Putih Ahmad Saehu mengatakan pemberdayaan masyarakat menjadi kuli limbah hanya solusi jangka pendek. Ahmad menilai seharusnya Pertamina bertanggung jawab membayar kerugian atas dampak jangka panjang dari tragedi ini.

Dia berharap para nelayan yang menderita kerugian mendapat kompensasi secara berkelanjutan hingga masalah tumpahan minyak ini tak ada lagi. "Dibayarkan untuk mengambil minyak itu solusi instan. Kompensasinya diberikan per hari dalam waktu yang tidak dibatasi," katanya.

(Baca: Hentikan Tumpahan Minyak, Pertamina Target Sumur Ditutup Bulan Depan)

Menginjak 1,5 bulan tragedi tumpahan minyak di Karawang, Pertamina memang belum memberikan kompensasi kepada korban pencemaran, terutama para nelayan. Ketua Tim 1 Penanggulangan Dampak Eksternal IMT PHE, Rifki Efendi Hardiganto, menyatakan timnya masih menyiapkan mekanisme pemberian kompensasi.

Nantinya, dana kompensasi akan diberikan dalam bentuk uang tunai yang akan ditransfer melalui rekening bank. Pertamina akan menyalurkan dana kerja sama dengan tiga bank Himbara (BRI, BNI dan Mandiri).

Rifki belum menyebutkan besaran dana kompensasi dan berapa jumlah penerima kompensasi. Bila mengacu pada data KKP, jumlah korban pencemaran ini sekitar 14.655 jiwa.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti mengatakan pendataan terhadap korban tumpahan minyak meliputi kawasan Karawang, DKI Jakarta dan Banten.

Brahmantya menyatakan nilai kerugian ekologis akibat tumpahan minyak sedang dihitung bersama Kementerian Lingkungan Hidup.  

“Ganti rugi (untuk para korban) memang sebaiknya segera dibayarkan Pertamina,” kata Brahmantya. 

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...