TGPF Sebut Balas Dendam Jadi Motif Penyerangan Novel Baswedan

Image title
17 Juli 2019, 17:24
kasus novel baswedan
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan melambaikan tangan saat menghadiri acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7). Kegiatan itu sekaligus diselenggarakan untuk memperingati 16 bulan kasus penyerangan Novel Baswedan yang belum menunjukkan titik terang.

TGPF juga menduga motif penyiraman air keras kepada Novel pada 11 April 2017, tidak bertujuan untuk membuatnya meregang nyawa melainkan hanya melukai. Hal itu lantaran bahan kimia yang terkandung dam air kerasnya hanya berbahan kimia asam sulfat atau berkadar tidak larut. Dampak siraman itu juga terlihat dari tidak terdapat kerusakan pada baju gamis yang dikenakan Novel.

Nurhcolis mengakui terdapat sejumlah kendala yang dialami oleh timnya dalam menginvestigasi kasus ini. Bukti-bukti kamera pengawas atau CCTV yang kurang akurat dan minimnya saksi disebut sebagai penyebab lambatnya proses penemuan pelaku penyiraman Novel.

"Penyiraman itu hampir tidak ada saksi, bahkan korban betul-betul tidak bisa mengenali dan lagi pelaku menggunakan helm full face," ucap Nur Kholis.

Terkait hal ini, TGPF pun menyebut perlu adanya tim lain yang bekerja secara teknis dalam menangani kasus tersebut. Sehingga nantinya terdapat orang-orang yang ahli dalam melakukan proses identifikasi yang selama ini dianggap tim tidak mampu melakukannya.

(Baca: Pemeriksaan Jenderal dan Fakta Menarik Temuan TGPF Novel Baswedan)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ramadhan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...