Gurita Bisnis Sjamsul Nursalim yang Jadi Tersangka KPK

Ameidyo Daud Nasution
12 Juni 2019, 18:36
sjamsul Nursalim, Sjamsul Nursalim tersangka KPK, Korupsi sjamsul nursalim, sjamsul nursalim blbi, kasus blbi, korupsi blbi, gajah tunggal, mitra adi perkasa, tambak udang dipasena
Betharia Sarulina|KATADATA

(Baca: Bantah Melarikan Diri, Sjamsul Nursalim Klaim Sudah Lunasi Utang BLBI)

Bukan hanya itu, lini bisnis Sjamsul meliputi retail. Seperti dikutip Forbes, Sjamsul memiliki saham di PT Mitra Adiperkasa yang menguasai penjualan merek retail ternama seperti Zara, Topshop, Starbucks, Marks&Spencer, Burger King, Lacoste, Bershka, Mango, Pull&Bear, Nike, hingga Reebok. 

Laporan Forbes juga menyebut Sjamsul memiliki perusahaan yang bergerak di bidang properti lewat kepemilikan saham di Tuan Sing Holdings. Perusahaan yang tercatat di Singapura itu memiliki sejumlah hunian di negeri jiran tersebut, seperti The Oxley (yang menjadi kantor Sjamsul), Clunny Park Residence, hingga Robinson Point. Tuan Sing juga hadir di Tiongkok dengan hunian Lakeside Ville di Shanghai. 

Sebelum itu, Sjamsul dan Itjih juga sempat berbisnis pembalut wanita lewat Softex Indonesia yang dimulai pasangan tersebut pada 2016. Saking tenarnya, merek tersebut, kata 'Softex' kerap diasosiasikan sebagai kata ganti pembalut wanita hingga saat ini.

Terkait kasus yang menjeratnya, Sjamsul juga sempat berbisnis tambak udang melalui PT Dipasena Citra Darmadja. Lewat perusahaan tersebut, ia awalnya mempresentasikan aset pinjaman kepada petani/petambak udang itu seolah sebagai piutang lancar. Namun setelah dilakukan Financial Due Dilligence (FDD) dan Legal Due Dilligence (LDD), KPK menyimpulkan aset tersebut tergolong macet sehingga dipandang terjadi misrepresentasi.

(Baca juga: KPK Bidik Perusahaan Milik Sjamsul Nursalim di Kasus BLBI)

Belakangan, Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan tambak Dipasena sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Apalagi, pada masa jayanya, total produksi udang vanamae dan windu di delapan kampung Bumi Dipasena mencapai 200 ton per hari. 

Saat ini produksi udang dari wilayah tersebut hanya mencapai 30-40 ton per hari. Produksi ini dihasilkan oleh 7.000 kepala keluarga petambak yang mengerjakan 16.000 petak tambak seluas 16.250 hektare.  "Karena semua tahu sebenarnya tambak udang vanamae terbesar di dunia dulunya di Dipasena," kata M. Najikh, Anggota KEIN  pada 2018 lalu. 

Dengan keseluruhan bisnis yang dimilikinya, Forbes menempatkan Sjamsul sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia pada 2018 lalu. Ia berada di peringkat 36 orang paling kaya seantero republik dengan total harta US$ 810 juta atau Rp 11,5 triliun dengan kurs dolar AS hari ini. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...