ITB Targetkan Pengembangan Bioavtur Rampung September Tahun Ini

Image title
29 Mei 2019, 00:26
bioavtur, bahan bakar nabati
ANTARA FOTO/Rahmad
Ilustrasi buah kelapa sawit. ITB mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berupa bioavtur yang berbahan 10% minyak sawit dan 90% bahan bakar fosil. Pengembangan bioavtur tersebut diperkirakan akan rampung September 2019.

Sebelumnya, pada Maret 2019 ITB juga telah berhasil mengembangkan solar ramah lingkungan (green gasoline) yang berasal dari 12,5% minyak sawit dan 87,5% dari bahan bakar fosil di Kilang Dumai, Riau.

Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan ini berasal dari teknologi katalis yang merupakan suatu zat yang dapat mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia supaya menghasilkan produk yang diinginkan.

Pengembangan teknologi ini dilakukan dalam rangka penghematan devisa. Karena selama ini Indonesia mengimpor BBM sebanyak 360 ribu barel per hari. Jika disubtitusi dengan 360 ribu barel per hari Bahan Bakar Nabati (BBN) maka akan menghemat devisa sebesar US$ 25,5 juta per hari atau US$ 9,2 miliar per tahun.

Sedangkan manfaat bagi para petani sawit yaitu mendorong produktivitas kebun petani yang tinggi, mendorong sertifikasi lahan dan berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), dan mendorong upaya efisiensi dan optimalisasi teknologi tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit untuk menekan biaya produksi, sehingga pendapatan petani sawit dapat meningkat.

(Baca: ITB Siap Laporkan Pengembangan Bioavtur ke Presiden Awal 2019)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...