AIPI: Indonesia Membutuhkan Badan Pengelola Dana Riset

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
12 April 2019, 15:40
Ilustrasi Artikel KSI
123RF.com

Sofian menambahkan peran swasta sangat sedikit dalam pendanaan riset. Swasta hanya berkontribusi 16 persen dari total dana riset, sementara pemerintah mendominasi hingga 84 persen. Padahal, secara ideal pemerintah dapat berkolaborasi dengan swasta di bidang riset dan teknologi serta industri. Karena itu, tidak bisa lagi tidak melibatkan swasta karena swasta lebih kenal dengan riset dan teknologi daripada para peneliti di kementerian.

Tidak adanya lembaga perencanaan dan pendanaan khusus untuk riset juga menambah peliknya permasalahan pendanaan riset, sehingga pembiayaan riset perlu diorganisir oleh lembaga khusus. Apalagi penelitian itu tidak bisa dikelola seperti pengelolaan anggaran pemerintah yang hanya berlaku untuk satu tahun kerja.

Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Berry Juliandi, juga berpendapat dengan adanya dana abadi riset, perlu ada badan pengelola dana khusus untuk riset sehingga dana abadi tersebut dapat digunakan optimal.

“Yang perlu kita perhatikan sekarang adalah siapa pengelolanya, apakah akan terpusat di satu lembaga, apakah akan tersebar, itu yang belum kita ketahui,” kata Berry saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Kamis, 21 Maret 2019. Dengan adanya dana abadi riset ini justru bisa menjadi masalah jika belum ada lembaga yang menaungi dan bagaimana tata kelola dari dana itu nantinya.

Berry juga menjelaskan bahwa alokasi dana riset kementerian dan lembaga saat ini tidak murni untuk kepentingan riset. Dana Rp 24 triliun yang murni untuk dana riset itu kecil sekali. Sisanya lebih banyak pengeluaran untuk rutinitas kepegawaian, gaji, dan lain-lain.

Untuk mengatasi masalah pembiayaan riset, Sofian mengusulkan agar Dewan Riset Nasional (DRN) bentukan BJ Habibie pada saat masih menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1981 kembali dihidupkan, karena tujuan lembaga itu didirikan untuk perencanaan dan pengelolaan dana riset. Bahkan DRN saat di bawah kepemimpinan Habibie sudah berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan swasta Indonesia yang berfokus pada industri strategis sampai akhirnya bisa melahirkan industri pesawat terbang, kapal, dan kereta api. (*)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...