10 Tantangan INDEF Bagi Jokowi-Prabowo Di Debat Terakhir Pilpres 2019

Ameidyo Daud Nasution
11 April 2019, 23:00
Pilpres 2019, INDEF, Pertumbuhan Ekonomi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pembawa acara Retno Pinasti (kiri), Capres Joko Widodo, Arief Budiman (ketua KPU) , Capres Prabowo Subianto dan Zulfikar Naghi dalam debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3). Debat Capres ke-4 di Pilpres 2019 mengusung tema \"Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.

Ketujuh adalah, kebijakan subsidi energi yang tidak diikuti pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Tak hanya pengembangan EBT, INDEF mencatat subsidi energi melonjak tahun 2018 sebesar 57% dari tahun sebelumnya. Lonjakan subsidi ini perlu jadi catatan pemerintahan mendatang dan penting untuk dibahas.

Delapan, Nawir menyoroti revolusi industri 4.0 yang menurutnya tanpa persiapan yang matang dan menyeluruh, sehingga bisa menjangkau seantero negeri. Kedua capres dirasa perlu menjelaskan dampak dari revolusi ini saat debat terakhir Pilpres 2019 nanti.

(Baca: Debat Pilpres 2019, Sandiaga akan Serang Pertumbuhan Ekonomi 5% Jokowi)

Kesembilan, terkait penggunaan dana desa hingga Rp 70 triliun yang perlu menjadi indikator kemakmuran ekonomi desa. Dari data INDEF, dana desa yang terus meningkat ternyata masih berbanding terbalik dengan ketimpangan desa. Maret 2018, ketimpangan di desa tercatat berada di level 0.324, naik dari posisi September 2016 di level 0.316. Meski demikian, angka ketimpangan desa akhirnya menurun pada September 2018 yakni 0.319.

Dana desa yang terus meningkat ternyata juga tidak terlihat dampaknya pada pembangunan desa. Nawir melihat tidak ada perbaikan indikator kualitas perbaikan desa. "Yang saya tahu arus urbanisasi dari desa menuju ke kota marak terjadi. Ini kan bisa disebabkan karena kualitas didesa tidak baik," kata Nawir.

Isu terakhir yang menurutnya harus diangkat dalam debat terakhir Pilpres 2019 adalah inflasi. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, inflasi tahunan Indonesia cenderung berada di level bawah, 2%-4%. Sementara, inflasi bulanan sejak awal tahun hingga Maret tercatat terus menurun, dengan level inflasi bulanan terakhir (Maret 2019) berada di level 2,48%. Nawir menyorot soal tren inflasi yang rendah ini ternyata belum mampu memacu konsumsi masyarakat.

Sementara, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, selama ini dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga, hanya berkutat membahas isu ekonomi secara parsial. Pembahasannya hanya fokus pada masalah tanpa mencari solusi yang tepat. "Selain itu, tidak ada grand strategy untuk mengatasi masalah utama perekonomian," ujarnya beberapa hari lalu.

(Baca: INDEF Sebut Target Ekonomi Ala Sandiaga Hampir Mustahil Tercapai)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...