Perang Narkoba di Pesisir Indonesia

Redaksi
Oleh Redaksi
3 Februari 2019, 12:00
Ilustrasi Narkoba
Katadata
Ilustrasi Narkoba

Selain itu, meskipun ada bandar narkoba yang berhasil dibekuk, BNN dan Polisi juga berulang kali kembali mengungkap mereka kembali aktif di balik jeruji. Lemahnya pengawasan lembaga pemasyarakat membuat mereka dengan mudah kembali mengedarkan narkoba yang hanya bermodal ponsel.

Kasus terakhir bandar narkoba yang kembali mengendalikan peredaran serbuk haram itu diungkap di Lapas Klas IIA Bengkalis pada 18 Desember 2018 lalu. Sebanyak 12 kilogram sabu-sabu asal Malaysia disita Polda Riau. Penyelidikan polisi mengungkapkan tiga Napi masing-masing IN (31), SM (43) dan SU (41) menjadi pengendali, mulai dari masuk ke Indonesia hingga pengiriman melalui jalur Pulau Rupat-Dumai.

Tidak hanya Lapas Bengkalis, kasus napi terungkap menjadi pengendali narkoba juga terjadi di sejumlah Lapas lainnya seperti Pekanbaru dan Indragiri Hilir. Sederet pekerjaan rumah itu pun menjadi tantangan penegak hukum di 2019.

Pantai Riau Jalur Narkoba Provinsi Riau menjadi pintu favorit utama penyelundupan narkoba di wilayah barat Indonesia. Di sana, garis pantainya membentang lebih dari 2.000 kilometer dari Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai, Bengkalis, Meranti, Pelalawan, hingga Indragiri Hilir.

Ribuan pelabuhan tikus dan anak sungai menjadi pintu masuk empuk bagi penyelundup narkoba. Polda Riau sepanjang 2018 lalu menyita 325 kilogram sabu-sabu dari 1.200 lebih perkara.

Mayoritas sabu-sabu itu ditangkap di wilayah pesisir Riau. Bengkalis menempati urutan pertama, lalu Dumai dan Rokan Hilir menduduki peringkat jumlah sabu terbanyak berikutnya. Jumlah pengungkapan itu di luar hasil kinerja BNN Riau yang menyita 19 kilogram sabu-sabu berikut ribuan ekstasi.

Di satu sisi, pengungkapan itu merupakan prestasi. Sisi lainnya menjadi indikator resmi betapa mengerikannya Riau dikepung narkoba. “Padahal target saya 2018 itu hanya 200 kilogram. Ini diluar ekspektasi saya ada 300 kilogram lebih sabu-sabu,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Haryono kepada Antara.

Menurut dia, narkoba masih menjadi atensi besar Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo sepanjangan tahun ini. Kasus narkoba akan berhasil diperangi jika seluruh pihak bersatu. Tidak hanya Polisi, namun juga TNI, BNN Riau, hingga masyarakat sipil sekalipun. Terutama nelayan sebagai penguasa lautan.

Sindikat Narkoba Libatkan Mahasiswa

Penyakit kronis bernama narkoba tidak hanya mengintai warga dengan tingkat pemahaman pendidikan biasa. Namun juga mahasiswa. Baru-baru ini, 21 Januari 2019, Polresta Pekanbaru menyita 8.617 butir pil ekstasi dari tangan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di bu kota Provinsi Riau tersebut.

Seluruh ekstasi yang tersimpan dalam enam paket besar tersebut disita dari tersangka berinisial MJ alias Jabar (27) di kompleks Perumahan Unri Kecamatan Tampan akhir pekan lalu.

Pengungkapan itu merupakan satu dari kasus peredaran narkoba melibatkan mahasiswa. Berdasarkan catatan Antara, pada September 2018 lalu, Polresta Pekanbaru menangkap AS (21), seorang mahasiswa aktif yang terlibat peredaran 4,5 kilogram sabu-sabu dan 3.000 ekstasi.

Pada Juli tahun yang sama, AP (26) seorang mahasiswa juga ditangkap berikut barang bukti 3,2 kilogram sabu-sabu senilai Rp3,6 miliar serta 3.200 ekstasi. AP yang merupakan kurir itu mengaku tergoda penghasilan besar menjadi pengedar narkoba, meski akhirnya berurusan dengan Polisi.

Dua mahasiswa lainnya, D (23) dan AK (25) juga harus berurusan dengan Polresta Pekanbaru karena terlibat narkoba dengan barang bukti 1,9 kilogram sabu-sabu dan 500 ekstasi. Bahkan, saat itu polisi menyebut tersangka aktif jual beli narkoba hingga ke Provinsi Sumatera Selatan.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto beberapa waktu lalu menyebut jaringan kartel narkoba sengaja memanfaatkan mahasiswa sebagai kurir hingga bandar. “Tentu tidak semua. Mereka hanya oknum. Mereka ini awalnya target pasar,” katanya.

Para jaringan narkoba yang terkenal rapi serta sistem terputus itu kemudian menjadikan mahasiswa sebagai agen. Mereka diiming-imingi narkoba gratis hingga pendapatan besar. Untuk itu kepolisian meminta peran orang tua serta keluarga dapat lebih ditingkatkan serta kepada mahasiswa dapat bijaksana dalam menjalin pertemanan.

Narkoba dan Riau dalam beberapa waktu terakhir seolah menjadi dua kata yang sulit dipisahkan. Terobosan penting dibutuhkan untuk memotong agar penegak hukum seolah terlihat tak berdaya melawan ganasnya permainan mereka, para bandar dan pemain narkoba.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...