IFW 2019, Ini Contoh Desain Fesyen Terinspirasi Kultur Borneo

Dini Hariyanti
24 Januari 2019, 13:28
Indonesia Fashion Week 2019
Dini Hariyanti | Katadata
Salah satu desain busana yang akan tampil dalam Indonesia Fashion Week 2019 bertema kultur borneo.

Nani berpendapat, para perancang mode dalam negeri selayaknya mengangkat kekayaan budaya di Tanah Air. Hal ini tidak hanya memperkuat ciri khas desain fesyen Indonesia tetapi juga mengembangkan pengusaha kreatif lain terutama perajin kain etnik di daerah.

Perancang fesyen diharapkan mengutamakan kain asli alias bukan hasil cetak instan. Selain itu, desainer juga perlu mengedukasi penenun agar berinovasi. Tidak hanya dari segi motif dan warna tetapi juga memperbarui benang yang digunakan.

"Tenun daerah masih banyak yang kaku. Kami (APPMI) coba sampaikan agar mereka perbarui benangnya agar hasil tenun lebih lemas sehingga kain-kain (etnik) ini bisa dipakai sehari-hari," ujar Nani. (Baca juga: Penenun Endek Bali Kekurangan Suplai Benang dari Daerahnya)

Kain asli atau nonprint diakui jauh lebih unggul khususnya dari segi estetika. Tapi, imbuhnya, harga jual produk fesyen yang menggunakan bahan ini otomatis lebih mahal. Alhasil, konsumennya relatif terbatas di kalangan menengah ke atas saja. (Baca juga: Tantangan Suplai Bahan Baku Bagi Pelaku Bisnis Fesyen)

Strategi yang bisa dilakukan pengusaha fesyen ialah mengkombinasikan kain asli dengan bahan lain sehingga harga jual lebih kompetitif. "Bagaimanapun konsumen menengah ke bahwa itu yang jadi potensi, jadi duit. Tapi, please, jangan total kain print," tutur Nani.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...