Deretan Program Prabowo-Sandi untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 7-8%

Dimas Jarot Bayu
10 November 2018, 09:02
 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno
ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).

Drajad mengatakan, kebijakan ini bakal dilakukan untuk mendorong orang-orang membayarkan pajaknya kepada negara. Pasalnya, pemerintah saat ini dinilai belum mampu mengoptimalkan penerimaan pajak.

Dengan menurunkan tarif pajak, Drajad berharap agar perorangan dapat lebih banyak membayar pajak kepada negara. "Itu biasanya akan meningkatkan rate efektif dari penerimaan pajak," kata Drajad.

Mereka pun akan melakukan penegakan hukum, namun tidak dengan menakut-nakuti masyarakat. Menurut Drajad, masyarakat saat ini terkesan ditakut-takuti sehingga menyembunyikan uang.

Masyarakat disebut tak mau lagi belanja untuk membeli barang retail dan  properti. "Sehingga justru membuat pertumbuhan jadi terhambat," kata dia.

5. Mengurangi impor dan mendorong ekspor.

Rizal mengatakan, selama ini pemerintah terlalu banyak mengimpor barang-barang yang tidak begitu dibutuhkan. Dia mencontohkan, pemerintah memutuskan kuota impor 3,7 juta ton garam. Padahal, banyak petani garam yang mengeluh lantaran produksinya berlebih dan tak terserap industri.

(Baca juga: Panen Garam Rakyat Terasa Pahit Akibat Serbuan Impor)

Dia menuding hal serupa terjadi kepada komoditas beras. "Kita butuh impor sesuatu, tapi untuk impor yang berlebihan atas barang yang tidak dibutuhkan, ini sangat disayangkan," kata Rizal.

Rizal mengatakan, Prabowo-Sandiaga hanya akan memfokuskan impor pada komoditas yang menjadi prioritas. Lebih lanjut, kebijakan anti-dumping akan diterapkan di antaranya untuk komoditas baja.

Prabowo-Sandiaga juga akan meningkatkan kapasitas produksi Krakatau Steel sehingga mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri. Tak hanya itu, Prabowo-Sandiaga juga akan mengubah sistem impor dari kuota menjadi tarif.

Sistem tarif, kata Rizal, lebih baik untuk diterapkan karena membolehkan semua pihak untuk mengimpor. Alhasil, potensi kecurangan dan kartel dalam impor dapat lebih diminimalisir.

Sementara mendorong ekspor dengan memberikan insentif baik melalui regulasi, diplomasi, hingga bantuan intelijen terhadap negara-negara lain. "Kalau Prabowo-Sandiaga diberi amanat, itu negara akan hadir untuk menolong eksportir kita mulai dari sawit, kertas, sampai furnitur," kata Drajad.

Soal Dana Hasil Ekspor (DHE) agar optimal, mereka akan memberikan insentif kepada para eksportir untuk menyimpan dananya dalam bentuk devisa di perbankan nasional. Salah satu insentif yang akan diberikan berupa kemudahan perpajakan.

6. Mendorong sektor bisnis pariwisata Indonesia.

Rizal mengatakan, Indonesia saat ini memiliki potensi destinasi pariwisata yang belum optimal dikelola. Program pariwisata juga  mengarahkan kepada destinasi perkotaan, mendorong keunikan daerah, baik dari sisi budaya dan kuliner.

7. Menarik investor asing dan peningkatan SDM.

Tim Prabowo-Sandiaga menjanjikan program mendorong industrialisasi dengan membuat regulasi yang menarik untuk mendorong investor asing masuk industri. Salah satunya lewat kemudahan mendapatkan lahan.

Mereka juga mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak pendidikan vokasional bagi masyarakat Indonesia, sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan industri.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...