Hoaks Semakin Merajalela Menjelang Pilpres 2019

Dimas Jarot Bayu
16 Oktober 2018, 10:49
Pengguna Telepon Seluler atau Handphone
Katadata
Ilustrasi pengguna telepon seluler dan sosial media

Sebelumnya, survei Polmark Indonesia menunjukkan hoaks menjadi ancaman yang cukup serius. Setidaknya, 60,8 persen pemilih menyatakan pernah menemukan informasi bohong dan fitnah di media sosial.

Hoaks ancam pilpres 2019
Hoaks ancam pilpres 2019 (Katadata)

Dari jumlah tersebut, 21,2 persen pemilih sering menemukan hoaks dan fitnah di media sosial. Adapun 39,6 persen lainnya mennyatakan jarang menemukan hal serupa. Kondisi ini kemudian diperparah oleh para aktor dan partai politik yang abai atas berkembangnya politik identitas dan hoaks yang tersebar di masyarakat.

(Baca pula: Hoaks dan Sikap Elite Politik Picu Keretakan Sosial saat Pemilu)

Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, aktor dan partai politik kerap melihat pemilu hanya sebagai ajang kontestasi semata. Mereka luput memberikan pendidikan politik terkait pemilu kepada masyarakat. 

Padahal, pendidikan politik penting untuk mencegah keretakan sosial. “Ini yang menjadi hindering, lalu keadaban dan kesantunan kita menurun,” kata Siti. Karenanya, dia meminta para aktor serta partai politik berperan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...