Pemerintah Berlakukan Sanksi Penyaluran B20 Mulai Pekan Depan

Michael Reily
28 September 2018, 08:29
biodiesel
Katadata | Arief Kamaludin

Sebelumnya, Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo menyatakan Pertamina akan bekerja sama dengan penyedia FAME untuk menyukseskan program pemerintah. Salah satu solusinya yakni dengan menyesuaikan pasokan FAME di satu titik lokasi utama agar lebih efisien dan menghemat biaya pengangkutan.

Meski begitu, dia menjelaskan badan usaha bahan bakar nabati harus melakukan pengiriman ke TBBM milik Pertamina. "TBBM kami siap untuk melakukan pencampuran dan penyaluran B20," kata Gandhi.

Dia pun menyebut, berdasarkan evaluasi selama empat pekan program B20 berjalan masih memiliki sejumlah hambatan. Namun, menurutnya sudah ada beberapa kemajuan dan Pertamina berupaya melakukan perbaikan.

Dari data yang dipaparkan Pertamina di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), selama 1 September sampai 25 September 2018, penyaluran B20 belum maksimal seiring terlambatnya suplai FAME.

Beberapa daerah yang belum menerima pasokan minyak sawit rata-rata di Indonesia Timur. Di antaranya, Terminal BBM Tanjung Uban, Bau-Bau, Wayame, Manggis, Tanjung Wangi, Kupang, Makassar, Bitung, STS Balikpapan, dan STS Kotabaru terlambat.

Selama periode tersebut, hanya 224.607 kiloliter (KL) FAME yang terealisasi. Ini baru 62% dari pasokan FAME yang dipesan Pertamina dari badan usaha sebesar 431.681 KL untuk periode September.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor menyatakan semua pihak sudah melakukan persiapan penyaluran untuk bulan Oktober. Sedangkan untuk perhitungan kasus per kasus masih dibahas dalam rapat.

"Hampir tidak ada masalah," ujar Tumanggor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...