Jokowi dan Sandi Saling Berebut Suara Milenial di Pilpres 2019
"Keberpihakan terhadap milenial itu bukan soal usia. Kami menyiapkan platform digital untuk startup bisnis," kata Johnny.
Kampanye Sandiaga belum terlihat
Dari kubu Prabowo, upaya menggaet generasi milenial muncul lewat representasi Sandiaga Uno. Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menilai Sandiaga merupakan sosok yang paling dekat dengan generasi milenial dilihat dari segi usia dibandingkan kandidat lainnya.
Sandiaga, pemilik Saratoga Group, Adaro Energy, dan Recapital Securities, yang saat ini berusia 49 tahun, lebih muda delapan tahun dibandingkan Jokowi yang berumur 57 tahun. Apalagi bila dibandingkan dengan Prabowo (66) dan Ma'ruf (75).
Ferry menilai usia Sandiaga yang lebih muda membuat pemikiran, rekam jejak, serta relasi yang dimilikinya lebih lekat dengan generasi milenial. Salah satu program Sandi yang dianggap dekat milenial yakni OK OCE.
"Itu pengembangan enterpreneur muda," kata Ferry.
(Baca juga: Survei LSI: Ma'ruf Gerus Elektabilitas Jokowi, Sandi Naikkan Prabowo)
Berdasarkan hasil survei lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada periode 12-19 Agustus 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf lebih menguasai kantong suara kaum milenial dibandingkan Prabowo-Sandi.
Survei yang melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia menggunakan metode secara acak (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,9% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Para responden yang berusia antara 17 hingga 39 tahun mendukung Jokowi-Ma'ruf mencapai 50,8%. Sementara Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh dukungan sebanyak 31,8%.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan Jokowi lebih unggul di kalangan milenial karena telah lama menggarap segmen tersebut. Sementara, Sandiaga baru memulainya.
"Memang ini karena pengaruh Jokowi sendiri. Prabowo-Sandiaga baru muncul, belum melakukan kampanye yang masif," kata Adjie.
(Baca juga: Sepekan Daftar Pilpres, Prabowo-Sandi Lobi Maraton ke Golkar dan NU)