Ke KPK, Sandiaga Bantah Pemberian Mahar Politik untuk PAN dan PKS
Fadli mengklaim, tak pernah ada pernyataan soal pembagian mahar tersebut. Menurut Fadli, yang dibicarakan tim kecil Gerindra dengan elit Demokrat pada 8 Agustus 2018 adalah terkait dukungan logistik.
Fadli menjelaskan, tiap-tiap kandidat tentu diminta berkontribusi untuk pemenangan pemilu. Pasalnya, biaya yang dibutuhkan untuk pemenangan pemilu cukup besar, mulai dari persiapan saksi hingga atribut kampanye.
(Baca juga: Maju Capres, Kekayaan Prabowo Meningkat Jadi Rp 1,95 Triliun)
Tak hanya Sandiaga, Prabowo pun ikut dimintai dukungan logistik. Meski demikian, dia menyebut hal itu dibahas bersama-sama dengan semua partai koalisi pengusung. "Tentu akan dibicarakan bersama bagaimana pengaturannya. Kan kita butuh anggaran untuk kampanye," kata Fadli di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (13/8) lalu.
Menurut Fadli, pembahasan dukungan logistik bersama seluruh koalisi mengedepankan transparansi. Fadli mengaku tak mau ada hal-hal yang ditutupi. "Kami tidak ingin ada dana siluman, semua lebih baik terbuka, transparansi dalam anggaran Pilpres," kata Fadli.
Andi sebelumnya menuduh Prabowo lebih memilih Sandiaga sebagai cawapres karena mampu membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 miliar. Padahal Prabowo baru saja bertemu SBY dengan membawa janji manis.
Dia pun menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Menurut Andi, Prabowo memiliki kualitas yang buru lantaran lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. "Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," tulis Andi melalui akun Twitternya @AndiArief_ pada Rabu (8/8) malam.