Trump Serang Suriah, Harga Minyak Dunia Naik Menembus US$ 55
Di sisi lain, ANZ menyatakan, kuatnya permintaan dan pengaruh iklim global yang tidak menentu telah membuat pasar menemukan titik keseimbangan harga minyak. Meski begitu, peningkatan aktivitas pengeboran minyak di Amerika Serikat tidak serta-merta membuat harga minyak menembus US$ 56 per barel.
“Jumlah rig Amerika Serikat terus bertambah dan kenaikan ini sudah mencapai catatan tertinggi dalam dua tahun terakhir,” kata broker minyak dari Freight Services International (FIS) di Dubai, Matt Stanley, seperti dilansir Reuters, Senin (10/4). (Baca: Tren Kenaikan ICP Terhenti, Minyak Indonesia Maret Turun 7 Persen)
Bank asal Amerika Serikat, Goldman Sachs menyebutkan, berdasarkan data pengeboran minyak tahunan Amerika Serikat, produksi akan naik 215 ribu barel per hari (bph) tahun ini. (Baca: ADB Ramal Kenaikan Permintaan Dunia Bisa Tangkal Kebijakan Trump)
Kenaikan produksi minyak Amerika Serikat tersebut berlawanan dengan pemangkasan yang diinisiasi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Pembatasan produksi oleh OPEC bertujuan menekan harga melalui pengurangan pasokan sepanjang semester I 2017.
Strategi ini kemungkinan akan terus berlanjut sehingga harga minyak tidak akan mengalami penurunan dalam waktu dekat.