Pertamina Minta Pemerintah Subsidi Harga Bahan Bakar Gas

Anggita Rezki Amelia
14 Maret 2017, 18:24
SPBG gas
Katadata | Arief Kamaludin

"Alasannya karena manufakturnya tidak sanggup untuk mengadakan sebanyak yang mereka butuhkan. Harga bus CNG yang lebih mahal daripada solar," kata dia. (Baca: Penggunaan Bahan Bakar Gas Minim karena Masalah Infrastruktur)

Pertamina mencatat pada 2015, realisasi penyerapan CNG Pertamina sebesar 3,6 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Tahun 2016, meningkat menjadi 3,8 mmscfd akibat penambahan armada Transjakarta. Namun hingga bulan Februari lalu, serapan CNG menurun menjadi 2,8 mmscfd, padahal target serapan CNG Pertamina tahun ini sebesar 4 mmscfd. 

Penurunan harga ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah armada Transjakarta yang memakai CNG. Menurut dia, telah ada kebijakan di internal di Transjakarta yang memperbolehkan bus mengisi BBM di SPBU tertentu.

Menurut Ryrin, Transjakarta berperan penting dalam penjualan CNG Pertamina, sebab angkutan umum itu menjadi konsumen terbesar Pertamina dalam menjual CNG. Apalagi setiap sekali pengisian, Transjakarta membutuhkan sekitar 120 per LSP CNG. Sementara taksi BBG hanya mengonsumsi gas sebesar 15 LSP dan bajaj 5 LSP CNG dalam sekali pengisian. Saat ini pertamina telah memiliki 57 SPBG, sebagian diantaranya masih dalam tahap pembangunan. 

Ryrin juga menanggapi kebijakan pemerintah yang nantinya akan mewajibkan pemasangan dispenser gas di tiap SPBU. Menurutnya, hal itu sulit diterapkan karena tidak semua SPBU bisa mengimplementasikannya. (Baca: Pemerintah Akan Wajibkan Pengusaha SPBU Jual BBG)

Dia mencontohkan dari sifat penyimpanannya. Penyimpanan BBM di SPBU bisa ditempatkan di bawah tanah, sedangkan gas harus di atas permukaan tanah dan membutuhkan ruang yang cukup luas. Belum lagi lahan untuk dispenser gas dan peralatan pendukungnya.

"Bisa dilihat lahan SPBU sekarang kecil-kecil karena areanya kecil, jadi butuh kita  seleksi mana yang muat," kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...