Kementerian ESDM Periksa Cost Recovery Limbah Chevron

Anggita Rezki Amelia
23 September 2016, 12:33
Chevron
Agung Samosir|KATADATA

Selain Inas, Anggota  Komisi VII DPR lainnya, Satya Widya Yudha, juga mengkritisi hal serupa. Menurut dia, Chevron menghabiskan dana hingga Rp 12 triliun per tahun untuk mengevaluasi tanah yang terkontaminasi minyak dari Blok Rokan.

Padahal, tanah tersebut nantinya dijual kepada pabrik semen, seperti Semen Tonasa, Semen Padang dan Semen Indonesia. Pabrik semen ini menjadikan tanah itu bahan bakar pengganti batubara, sekaligus bisa menjadi adukan dalam semen.

Untuk itu, Satya meminta agar dana tersebut tidak ditagihkan kepada negara. “Kalau Rp 12 triliun dikeluarkan hanya untuk memindahkan dari tanah terkontaminasi minyak tadi, kenapa kita tidak bikin pabrik semen saja?” kata dia.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi belum bisa memastikan anggaran cost recovery untuk Chevron dalam pengolahan limbah tersebut. Bahkan, angka cost recovery yang disebutkan Inas berbeda dengan data yang dimiliki Amien. "Untuk tanah yang terkena limbah itu anggarannya US$ 319 juta untuk tahun depan, volumenya kami cek dulu," kata dia. (Baca: DPR Tuding Riset Chevron Merugikan Negara)

Sementara itu, manajemen Chevron belum bisa berkomentar mengenai masalah tersebut. Hingga berita ini ditulis, Senior Vice President Strategic Business Support Chevron Yanto Sianipar belum merespons pesan singkat yang disampaikan Katadata.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...