Investor Swasta Dapat Banyak Insentif untuk Bangun Kilang Bontang

Arnold Sirait
9 Februari 2016, 16:03
kilang cilacap
Katadata

(Baca: Lahan di Bontang Paling Siap dari Empat Proyek Kilang Tahun Depan)

Selain rencana detail tata ruang, sebelum lelang, pemerintah juga harus mencari konsultan internasional badan usaha pendamping. Kementerian Keuangan akan menunjuk konsultan internasional sebagai pendamping Pertamina selaku PJPK  yang akan melakukan pelelangan mencari mitra swasta. “Begitu Kementerian Keuangan menunjuk konsultan internasional, maka Pertamina bisa melakukan lelang,” ujar dia.

Sudirman menargetkan proses lelang dapat dilaksanakan Oktober tahun ini. Dengan begitu, proses pembangunan konstruksi awal (groundbreaking) bisa dimulai tahun depan dan beroperasi pada 2022. Nilai investasinya sekitar Rp 75 triliun sampai Rp 140 triliun. Kapasitas produksi bahan bakar ini minimal 235 ribu barel per hari.

Deputi Bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan dengan adanya pembangunan kilang baru tersebut dapat menutup selisih impor BBM di Indonesia. Mengingat kebutuhan BBM nasional pada 2025 mencapai 2,6 juta barel. “Tanpa adanya pembangunan kilang, pada 2025 Indonesia akan  impor BBM dalam jumlah besar. Jadi kami harus siap dengan killang karena bagian dari ketahanan negara terutama sektor energi,” ujar dia.

(Baca: Perpres Kilang Terbit, Pemerintah Janjikan Insentif dan Jaminan)

Dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional, pemerintah sudah menetapkan beberapa proyek kilang sebagai proyek strategis nasional. Selain Kilang Bontang di Kalimantan Timur, ada juga Kilang Tuban di Jawa Timur dan revitalisasi kilang Pertamina. Pertamina rencananya akan merevitalisasi kilang di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Kalimantan Timur.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan ada dua skema yang sedang dikaji pemerintah dalam membangun kilang baru. Pertama adalah hanya membangun kilang atau mengintegrasikannya dengan industri petrokimia. Jika hanya membangun kilang, tingkat pengembalian modal proyek atau Internal Rate of Return (IRR) hanya tujuh persen. Sementara jika diintregasikan dengan industri petrokimia bisa mencapai 10 persen.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...