Memprediksi Lonjakan Jumlah Pengangguran RI Imbas Corona

Martha Ruth Thertina
6 Mei 2020, 19:21
jumlah pengangguran, angka pengangguran, corona, kemiskinan, angka kemiskinan
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (kiri) memasak bersama peserta pelatihan kerja saat kunjungan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (2/5/2020). Pelatihan bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan dasar bagi tenaga kerja yang terdampak COVID-19.
ketenagakerjaan
ketenagakerjaan (BPS)

Bila mengacu pada data ketenagakerjaan pada Februari 2015-2020, jumlah angkatan kerja naik rata-rata 1,7 juta dalam setahun. Dengan asumsi ini, bila pengangguran bertambah 10 juta orang saja tahun ini sehingga menjadi 16,68 juta orang, sedangkan jumlah angkatan kerja bertambah 1,7 juta orang menjadi 139,6 juta orang, maka tingkat pengangguran menjadi hampir 12%.

Ini artinya, tingkat pengangguran di masa pandemi ini bisa menjadi yang tertinggi dalam sejarah, bila mengacu pada data historis ketenagakerjaan BPS. Tingkat pengangguran di atas 10% terakhir kali terjadi pada 2006 atau 14 tahun lalu. Ketika itu, tingkat pengangguran mencapai puncaknya setelah terus menanjak sejak krisis keuangan Asia 1998. Tingkat pengangguran berbalik mengalami tren turun mulai 2007.

Sektor yang Terdampak Paling Parah

Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO memperkirakan sebanyak 1,25 miliar orang di seluruh dunia bekerja di sektor yang terdampak parah oleh corona dan dibayangi risiko PHK. Sektor-sektor tersebut termasuk akomodasi dan jasa makanan; perdagangan retail dan besar, termasuk jasa reparasi kendaraan; manufaktur; dan properti atau real estate.

(Baca juga: Munculnya 10 Peluang Bisnis Baru dari Hidup "Normal" di Masa Pandemi)

Secara khusus, di Asia dan Pasifik, jumlah tenaga kerja di sektor yang terdampak paling parah ini mencapai 37,9%. Berikut rincian porsinya di berbagai kawasan:

Sektor Terdampak Paling Parah Akibat Corona
Sektor Terdampak Paling Parah Akibat Corona (ILO)

Meski begitu, ILO menyatakan tak peduli di mana pun atau sektor apa, krisis akibat pandemi corona berdampak dramatis terhadap dunia kerja. Respons kebijakan perlu berfokus pada penyediaan bantuan segera kepada pekerja dan usaha guna melindungi keberlangsungan hidup dan beragam bisnis yang prospektif.

Respons kebijakan ini diperlukan terutama di sektor yang terpukul paling parah dan negara berkembang. “Dengan begitu memastikan adanya kondisi yang kuat dan pemulihan dengan lapangan kerja yang banyak ketika pandemi berada dalam kendali,” demikian tertulis dalam laporan ILO bertajuk Covid-19 and The World of Work yang dirilis awal April lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...