Gema Alarm Resesi Singapura Sampai Indonesia

Pingit Aria
16 Juli 2020, 14:32
Telaah - Ilustrasi resesi
123RF.com/Elnur Amikishiyev

(Baca: Perketat PSBB, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Bisa Minus 2% Tahun Ini)

Bagaimanapun, Indonesia harus waspada karena hubungan perdagangan dengan kedua negara tetangga itu sangatlah erat. "Kalau mereka resesi kita juga bisa kena jadi interconnected," kata Eko.

Data BPS menunjukkan total ekspor non migas Indonesia Januari-Mei 2020 ke Malaysia sebesar US$2,56 miliar. Malaysia berada dalam posisi keenam negara tujuan ekspor Indonesia.

Kemudian, total ekspor non migas Indonesia Januari-Mei 2020 ke Thailand sebesar US$1,97 miliar. Thailand berada dalam posisi kedelapan negara tujuan ekspor Indonesia, porsinya mencapai 3,23 persen dari total ekspor.

Bagaimanapun, perdagangan bukan penyumbang terbesar PDB Indonesia. Porsinya, kata Eko hanya sekitar 30% terhadap PDB.

Kuncinya Konsumsi Masyarakat

Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi, dengan porsi 58,14% kepada PDB pada kuartal I 2020. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa pandemi corona juga memukul daya beli masyarakat.

Itu tercermin dari indikator konsumsi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan retail terpantau turun masing-masing sebesar 31,67% dan 12,45% pada Mei 2020. "Indonesia memang masih bertumpu pada domestik, tapi domestiknya juga melemah. Barang sekunder dan tersier sudah tidak laku, "ujarnya.

(Baca: Potensi Pemulihan Ekonomi dari Data Kenaikan Ekspor-Impor Bulan Juni)

Hal senada diungkapkan oleh Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi. Menurutnya, RI tak memiliki ketergantungan besar kepada perdagangan global.

Jadi, ketika perdagangan global terguncang akibat Covid-19, negara-negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand menanggung dampak lebih besar. "Dalam hal ini, ibaratnya blessing in disguise, karena satu sisi ketika peer group di Asia Tenggara tumbuh kita ketinggalan," katanya.

Fithra menyatakan, resesi atau tidaknya Indonesia akan lebih bergantung pada kondisi domestik. Sedangkan, kondisi domestik itu tergantung dua hal. “Pertama, pandemi ini kapan flat kurvanya (Covid-19) dan kedua, stimulus fiskal ini kapan cair semuanya," ujarnya.

Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi pada kuartal II 2020 sebesar minus 4 persen hingga 5 persen. Karenanya, resesi ekonomi Indonesia akan bergantung pada kuartal III 2020.

Menurutnya, masih terdapat potensi penguatan hingga 1% di kuartal III 2020. Asal, daya beli masyarakat terangkat. "Jika tidak, pertumbuhan ekonomi bisa minus dan Indonesia mengalami resesi ekonomi," katanya.

(Baca: Terdampak Pandemi, Ekonomi Indonesia Dinilai Sudah di Ambang Resesi)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...