Rendahnya Rasio Lacak Kasus Covid-19 di Jakarta Jelang PSBB

Ameidyo Daud Nasution
11 September 2020, 14:41
virus corona, psbb, jakarta
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Tes ke pedagang di Pasar Thomas, Jakarta, Rabu (17/6/2020). Pemeriksaan tes usap di sejumlah pasar secara langsung tersebut dilakukan guna memutus rantai penularan COVID-19.

Bessie juga berharap PSBB bisa diberlakukan paling tidak hingga angka RLI bisa meningkat dan positivity rate menurun. Jika Anies melonggarkan pembatasan saat dua angka ini belum membaik, dikhawatirkan penularan terus membengkak.

Sedangkan Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan  mengatakan meningkatnya kasus di Ibu kota terjadi karena rasio lacak rendah dan protokol kesehatan tak berjalan baik. Padahal saat ini tes di DKI sudah melewati standar organisasi kesehatan dunia (WHO). “Fokus pada pelacakan karena kalau hanya tes akan percuma,” kata Iwan, Kamis (10/9).

Bahkan dia meminta Anies melakukan penelusuran kepada seseorang yang dinyatakan sebagai suspect Covid-19. Ini karena hasil tes polymerase chain reaction (PCR) memakan waktu sehingga mereka berpotensi menularkan orang lain selama jeda.

“Hasil laboratorium ini bisa 3 sampai 7 hari. Selama tiga hari ini suspect bisa ke mana-mana,” ujar dia.

Sebelumnya Wakil Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Centre (MCCC) dr. Corona Rintawan mengatakan RI belum punya aturan yang mewajibkan pelacakan kasus dalam jumlah tertentu.

Ia berharap Kementerian Kesehatan bisa mengeluarkan regulasi untuk meningkatkan pengejaran kontak pasien positif. "Karena sampai saat ini masih cenderung pada testing dan treatment. Memang harus tingkatkan tracing," kata dia bulan lalu.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti tak merespons pesan pendek dan telepon Katadata.co.id mengenai rendahnya kemampuan penelusuran ini. Namun pekan lalu Anies mengklaim penanganan corona sudah berjalan ke arah yang tepat.

Dia menyatakan DKI telah menjalankan testing, tracing, dan treatment dengan masif sehingga masyarakat perlu mengimbangi dengan disiplin. “Kami mendorong warga memakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan,” kata Anies, Sabtu (5/9) dikutip dari Tempo.

Optimisme Anies ini ternyata tak diimbangi pemerintah pusat. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui kemampuan penelusuran kontak kasus corona di Indonesia masih belum mumpuni.

Namun Satgas akan melakukan segala cara untuk meningkatkan rasio penelusuran kontak menjadi 30. “Kapasitas tes akan terus ditingkatkan sehingga cakupan meluas dan membantu tracing lebih agresif,” kata Wiku, Kamis (6/8) dikutip dari Kompas.com.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...