Potensi Meledaknya Klaster Pasar saat Anies Tekan Corona Perkantoran

Ameidyo Daud Nasution
19 September 2020, 06:00
pasar, virus corona, jakarta
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Petugas kebersihan berjalan di depan toko yang tutup di Pasar Asem Reges, Jakarta Barat, Selasa (21/7/2020). Pengelola Pasar Asem Reges menutup sementara pasar tersebut dari Senin (20/7) hingga Rabu (22/7) menyusul satu orang pedagang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap (swab test).

Reynaldi Sarijowan juga mengamini pernyataan Dicky. Dia berharap DKI dapat membantu para pedagang untuk menjalankan protokol dengan ketat. “Misalnya kami perlu diberikan plastik untuk membatasi interaksi fisik,” kata Reynaldi kepada Katadata.co.id.

Dia juga mengakui bahwa potensi klaster bisa saja terjadi jika kondisi ini terus berjalan saat PSBB. Namun di sisi lain situasi bertambah sulit karena pedagang telah kehilangan pendapatan 60 hingga 70%. “Kami akan ikut asal dilibatkan dalam proses kebijakan,” katanya.

Ekonomi atau Kesehatan

Pernyataan Reynaldi ini mewakili pertanyaan besar yang terjadi di kala pagebluk menghantam RI yakni mendahulukan kesehatan atau ekonomi. Pembelahan antara kesehatan dan ekonomi juga terjadi di tingkat masyarakat. 

Dari hasil survei  Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) 75,5% responden menyatakan kesehatan lebih penting daripada ekonomi. “Ada peningkatan persepsi terhadap pentingnya kesehatan sebanyak 11% dalam rentang waktu Juni hingga September ini,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo

Dilema antara dua sektor ini juga terjadi di antara pejabat daerah hingga Menteri. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat mengatakan dirinya sulit untuk memilih kesehatan dan ekonomi.

Begitu juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menghadapi kendala serupa lantaran salah satu bisa mengancam nyawa manusia. “Sementara yang satu juga bisa mengancam jiwa melalui pendapatan masyarakat," kata Sri Mulyani.

PASAR ASEM REGES DITUTUP SEMENTARA
PASAR ASEM REGES DITUTUP SEMENTARA (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.)

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengatakan RI tak bisa memilih antara mendahulukan kesehatan atau ekonomi. Namun, masyarakat perlu melewati pandemi dengan kondisi ekonomi mereka yang terjaga. "Jadi, tujuan kebijakannya sampai vaksin datang," katanya.

Apalagi 58% ekonomi Indonesia ditopang dari sektor konsumsi. Oleh sebab itu pemerintah perlu memetakan pekerja sektor mana saja yang berisiko terdampak dan memerlukan bansos paling cepat. “Pekerja salon, pelayan, sektor pariwisata itu diberi dukungan,” kata dia.

Penasihat Direktur Jenderal WHO bidang Gender dan Kepemudaan Diah Satyani Saminarsih berharap PSBB bisa diimbangi daerah dalam menggelar tes dan penelusuran kasus aktif.

Diah juga mengatakan saat ini sudah terlambat bagi pemerintah untuk memilih salah satu sektor untuk dibenahi terlebih dulu. Ini lantaran mereka dianggap telah terlambat menangani penularan Covid-19 saat PSBB pertama.

“Karena orang akan (bersedia) ada di rumah kalau masih punya tabungan. Namun tabungan sudah habis saat PSBB sebelumnya,” kata Diah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...