BPOM Pilih Hati-hati Terbitkan Izin Edar Vaksin Covid-19

Image title
29 Oktober 2020, 07:00
BPOM, Vaksin Virus Corona, Pandemi Corona, Covid-19, Virus Corona, Satgas Covid-19, Jokowi.
ANTARA FOTO/REUTERS/Rospotrebnadzor Federal Service for Surveillance on Consumer Rights Protection and Human Wellbeing/Handout /HP/dj
Ilustrasi. Botol berisi vaksin EpiVacCorona untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19), yang dikembangkan oleh sebuah lembaga penelitian di Rusia.

Jika laporan sudah diterima, BPOM akan memantau dalam jangka waktu tiga bulan, enam bulan dan 1 tahun.

Sinovac melakukan uji klinis fase III multi center di beberapa negara. Salah satunya di Brasil dan beberapa negara yang mulai pengujian lebih dulu, saat ini prosesnya sudah selesai.

HEALTH-CORONAVIRUS/SINOVAC
HEALTH-CORONAVIRUS/SINOVAC (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/AWW/dj)

Uji klinis vaksin Sinovac saat ini sudah dilakukan kepada 1.620 relawan. BPOM mengklaim tidak ditemukan efek samping sigfikan pada proses uji coba tersebut.

Pemerintah sebelumnya berencana mengencarkan vaksinasi November mendatang. Bahkan, pemerintah sudah memetakan siapa saja yang berhak dan diprioritaskan mendapat vaksin.

Total, pemerintah berencana mendatangkan 6,6 juta dosis vaksin dari Tiongkok pada November 2020. Rinciannya, 5 juta dosis dari Sinopharm; 1,5 juta dosis dari Sinovac; dan 100 ribu dari CanSino.

Namun belakangan wacana tersebut dilonggarkan. Presiden Jokowi menyampaikan pesan tersebut  dalam rapat terbatas soal vaksinasi corona, Senin (26/10). Presiden ingin agar proses imunisasi Covid-19 dilakukan dengan standar kesehatan yang ketat.

Ikatan dokter Indonesia (IDI) juga mewanti-wanti pemerintah agar vaksinasi tak dilakukan tergesa-gesa. Mereka menginginkan ada bukti berupa hasil uji klinis fase ketiga sebelum vaksin diberikan kepada masyarakat.

“Unsur kehati-hatian juga dilakukan negara lain dengan menunggu data lebih banyak data dari hasil uji klinis,” demikian isi surat IDI yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kamis (22/10).

Di tengah penantian distribusi kandidat vaksin corona, pencegahan penularan virus corona bisa pula dilakukan melalui 3M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.

Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito pun menambahkan, gerakan 3M lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif.

"Jadi adaptasinya bukan adaptasi individu, melakukan 3M, protokol kesehatan, tetapi juga adaptasi dalam menjalankan kegiatan ekonominya," kata Wiku.

Wiku menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%.

Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.

Halaman:
Editor: Ekarina

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...