Satu dari Lima Pasien Covid-19 Alami Gangguan Mental

Image title
11 November 2020, 09:51
covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, gerakan 3M
ANTARA FOTO/REUTERS/Rebecca Naden/pras/dj
Sepotong karya seni jalanan Banksy dengan judul "The Girl with the Pierced Eardrum", saat ini dihiasi masker pelindung, di Albion Dock, ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19), di Bristol, Inggris, Kamis (23/4/2020). Satu dari lima pasien Covid-19 yang telah sembuh mengalami gangguan mental.

Studi di Inggris menemukan 20% pasien Covid-19 yang telah sembuh berisiko mengalami gangguan mental. Gejala yang muncul biasanya berupa kecemasan, depresi, dan insomnia, hingga demensia atau kondisi gangguan otak.

Riset yang dilaksanakan oleh Universitas Oxford itu juga menyatakan gangguan mental dialami dalam 90 hari. "Orang khawatir pasien Covid-19 bakal memiliki risiko yang lebih besar terhadap kesehatan mental, dan temuan kami menunjukkan kemungkinan itu," ujar Profesor Psikiatri Oxford Paul Harrison seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (11/11).

Harrison mengatakan dokter dan peneliti di seluruh dunia sangat perlu menyelidiki penyebab dan mengidentifikasi perawatan baru untuk penyakit mental yang dialami pasien Covid-19. Fasilitas kesehatan juga harus siap memberikan perawatan.

Pasalnya, ada kemungkinan gangguan mental pada pasien Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Apalagi adanya penemuan yang sama di Amerika Serikat (AS).

Studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry menyebutkan bahwa satu dari lima orang yang sembuh memiliki gejala kecemasan, depresi, atau insomnia untuk pertama kalinya. Hal itu terjadi dalam tiga bulan setelah pasien dinyatakan positif Covid-19.

Studi itu juga menemukan ada potensi gangguan mental muncul dua kali lipat lebih tinggi pada pasien Covid-19 dibandingkan kelompok pasien lain pada periode yang sama. Studi tersebut berdasarkan catatan kesehatan elektronik 69 juta orang di Amerika Serikat (AS), termasuk 62.000 kasus Covid-19.

 

Studi tersebut juga menyatakan orang yang telah mengalami penyakit mental memiliki 65% kemungkinan terinfeksi virus corona dibandingkan orang tanpa gangguan mental. Spesialis kesehatan mental yang tak terlibat dengan penelitian menyatakan temuan tersebut menambah bukti bahwa Covid-19 dapat memengaruhi otak dan pikiran sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit kejiwaan.

"Hal ini kemungkinan disebabkan kombinasi stres psikologis yang terkait dengan pandemi, dan efek fisik dari penyakit tersebut," kata Konsultan Psikiater University College London Michael Bloomfield.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...