Pengusaha Tawarkan Model Baru Kemitraan Hulu ke Hilir Produksi Pangan
Menurut Franky, peningkatan produktivitas para petani dan mencapai ketahanan pangan tidaklah mudah karena ada sejumlah kendala yang harus dihadapi. Beberapa kendala antara lain ketersediaan lahan, benih, pupuk, pembiayaan, irigasi, hingga pemasaran.
Namun, bos Sinarmas itu optimis kendala dapat diatasi dengan mengembangkan pola kemitraan dalam rantai pasok terintegrasi seperti inclusive close loop ini. Dengan sistem ini, petani akan mendapatkan empat hal yakni akses bibit dan pupuk, praktik pertanian mumpuni, kemudahan pendanaan, dan jaminan pembelian hasil tanam (off take).
Keberadaan off taker tersebut tidak hanya memberi pendampingan, tetapi juga memberi jaminan pembelian atas hasil produksi dengan harga pasar. “Inclusive closed loop sudah berhasil diterapkan di komoditas sawit dan sudah mulai diikuti oleh komoditas lainnya,” ujar Franky.
Model bisnis ini juga akan disampaikan pada acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) kelima yang akan digelar pada 18 dan 19 November mendatang. Acara yang rencananya dibuka Presiden Joko Widodo ini bertema 'Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Gizi, Serta Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, Nelayan, dan Industri'.
Ketua Pelaksana JFSS kelima Juan Permata Adoe mengatakan pertimbangan tema ini lantaran sektor pangan relatif tak terdampak pandemi Covid-19 yang telah memukul ekonomi dunia termasuk RI. Meski demikian, kondisi ini memerlukan pasokan pangan yang terjaga demi stabilitas.
"Karena dampak paling nyata dari resesi adalah meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan," kata Juan.
Di kesempatan berbeda, Deputi Bidang Kordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan kondisi ketahanan pangan RI sebenarnya terus membaik dibandingkan beberapa tahun lalu. Meski demikian, perlu strategi berkelanjutan demi mempertahankan pencapaian ini.
“Peringkat ketahanan pangan Indonesia terus membaik. Pada tahun 2014 kita berada di posisi 72, sedangkan tahun 2019 peringkat 62,” ujar dalam Webinar Menguatkan Sistem Pangan Nasional (13/11).